Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Forum Diplomasi Antalya 2025 di Turki, Jumat, menyampaikan kritik tajam terhadap negara-negara Barat yang dinilai menerapkan standar ganda dalam merespons isu hak asasi manusia, terutama terkait krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo menyoroti inkonsistensi sejumlah negara Barat yang selama ini vokal menggaungkan nilai-nilai demokrasi dan HAM kepada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, namun kini memilih bungkam saat pelanggaran HAM terjadi secara nyata dan terbuka di Palestina, Sabtu 12 April 2025.
Baca Juga : Momen Hangat Prabowo Berbincang dengan Para Pemimpin Dunia di Forum Antalya
"Banyak negara barat datang ke Indonesia 30 tahun lalu dan mengajari kami tentang HAM, demokrasi. Kami belajar dari mereka. Tapi, sekarang, saat kita semua melihat pelanggaran HAM terang-terangan di depan mata, banyak dari mereka justru diam," ujar Prabowo.
Menurut Presiden, sikap bungkam dari negara-negara yang selama ini mengklaim diri sebagai penjaga nilai-nilai universal telah membangkitkan kesadaran baru di kalangan negara-negara di kawasan global selatan.
Baca Juga : Prabowo Tegaskan Netralitas Indonesia dalam Konflik Dagang AS-China
"Ini menyedihkan, tetapi ini membangunkan kami. Kami jadi sadar, oh, begitu ya?" lanjutnya.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa tragedi kemanusiaan di Gaza bukan semata persoalan politik luar negeri, melainkan cerminan nyata dari kegagalan tatanan global dalam menegakkan prinsip keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan.
(Sumber: Antara)