Prabowo Tegaskan Evakuasi Warga Palestina Hanya untuk Bantuan Kemanusiaan, Bukan Relokasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Apr 2025, 12:30
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pernyataan dalam Forum Diplomasi Antalya 2025, Turk, Jumat (11/4/2025). Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pernyataan dalam Forum Diplomasi Antalya 2025, Turk, Jumat (11/4/2025). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa rencana evakuasi terhadap 1.000 warga Palestina yang terluka akibat serangan militer Israel di Gaza tidak bertujuan untuk merelokasi mereka dari tempat tinggal mereka.

Presiden menjelaskan bahwa evakuasi ini bersifat sementara. Begitu situasi di Gaza kembali stabil, para penyintas perang yang dievakuasi akan dipulangkan ke tempat asal mereka.

Baca Juga : Prabowo Kritik Standar Ganda Barat soal HAM Gaza di Forum Antalya

“Tidak, tidak, tidak. Kita ini untuk membantu,” kata dia saat ditemui selepas menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Kota Antalya, Turki, Jumat.

Prabowo menyampaikan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah rencana evakuasi warga Palestina bertujuan untuk merelokasi mereka ke luar Gaza.

Presiden menekankan bahwa saat ini, rencana tersebut masih dalam tahap konsultasi dengan para pemimpin Palestina dan sejumlah pemimpin negara di kawasan Timur Tengah.

“Ya, itu tawaran kami untuk ikut serta membantu masalah kemanusiaan, penderitaan rakyat Palestina yang begitu dahsyat. Kami ingin berbuat sesuatu,” kata dia.

Namun, Prabowo tidak merinci siapa saja pemimpin Palestina yang akan ditemui, serta tempat dan waktu pertemuannya. Presiden juga belum membagikan hasil konsultasinya dengan Presiden Uni Emirat Arab (UAE), Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) Al Nahyan, saat mereka bertemu di Abu Dhabi, maupun dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pertemuan di Ankara dan Antalya.

Baca Juga : Prabowo Tegaskan Netralitas Indonesia dalam Konflik Dagang AS-China

Sejak Rabu 9 April lalu, Presiden telah melawat ke lima negara di Timur Tengah untuk membahas krisis kemanusiaan di Gaza dan berkonsultasi mengenai rencana Indonesia untuk mengevakuasi warga Palestina yang saat ini menjadi penyintas genosida Israel.

Kelima negara tersebut adalah UAE, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.

Sebelumnya, Presiden menjelaskan rencana evakuasi warga Gaza dalam konferensi pers sebelum berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

“Ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan, tetapi komitmen Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina, saya kira mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” kata Prabowo.

Baca Juga : Prabowo Sebut Akan Terus Suarakan Peran Aktif RI Dalam Diplomasi Kemanusiaan untuk Palestina

Presiden menjelaskan bahwa rencana tersebut merupakan langkah untuk menanggapi permintaan komunitas internasional agar Indonesia berperan lebih aktif, mengingat posisi Indonesia sebagai negara non-blok dan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

“Indonesia dianggap bisa diterima oleh semua pihak yang bertikai. Saya kira, posisi ini membuat kita memang memiliki tanggung jawab, karena itu saya sampaikan bahwa Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak untuk berperan, kami siap berperan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia,” katanya, menegaskan.

Mengenai rencana evakuasi, Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap menerima sekitar 1.000 warga Palestina dari Gaza pada gelombang pertama, khususnya mereka yang terluka, yang mengalami trauma, serta anak-anak yatim piatu.

Baca Juga : Momen Hangat Prabowo Berbincang dengan Para Pemimpin Dunia di Forum Antalya

“Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” katanya.

Namun, dia menegaskan bahwa rencana tersebut hanya akan dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan dari otoritas yang berwenang dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.

“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal. Saya kira itu sikap Pemerintah Indonesia. Untuk itu, saya harus konsultasi kepada pemimpin daerah tersebut,” kata Presiden.

Hingga saat ini, Indonesia telah mengirimkan berbagai bantuan, termasuk makanan, peralatan medis, obat-obatan, pakaian, dan air bersih, untuk masyarakat Palestina di Gaza.

Baca Juga : Prabowo Serukan Keadilan untuk Palestina di ADF Talk 2025

Bantuan tersebut disalurkan baik melalui El Arish, Mesir, maupun dengan penerjunan langsung dari udara bekerja sama dengan Angkatan Udara Yordania.

Selain itu, Indonesia juga mengirimkan kapal rumah sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat yang berlabuh di El Arish selama beberapa bulan untuk merawat korban perang dari Gaza.

Indonesia turut mengirimkan tim dokter dan tenaga kesehatan ke Rafah, Gaza, untuk memberikan layanan medis di rumah sakit lapangan milik UAE, serta di rumah sakit terapung milik UAE di El Arish, Mesir.

Para dokter dan tenaga kesehatan yang saat ini bertugas merawat pasien di Gaza dan El Arish adalah prajurit-prajurit TNI dari Korps Kesehatan yang berasal dari tiga matra TNI.

(Sumber Antara)

x|close