Ntvnews.id, Sanaa - Kelompok Houthi yang berbasis di Yaman melaporkan bahwa sedikitnya tujuh orang meninggal dunia akibat serangkaian serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Selain itu, puluhan orang lainnya, termasuk anak-anak, dilaporkan mengalami luka-luka dalam serangan yang menghantam wilayah di sebelah barat ibu kota Sanaa.
Dilansir dari Al Arabiya, Selasa, 15 April 2025, menyebut laporan dari media lokal yang dikelola oleh Houthi, serangan udara AS tersebut menyasar sebuah pabrik yang berada di kawasan industri al-Sawari di wilayah Bani Matar.
"Tujuh warga tewas dan 29 orang lainnya luka-luka, termasuk satu orang di antaranya dalam kondisi kritis," demikian disampaikan dalam laporan dari media pro-Houthi.
Baca Juga: Houthi Luncurkan Serangan Kedua ke Kapal Induk AS
"Di antara korban luka terdapat lima anak-anak dan seorang wanita, yang menunjukkan bahwa para korban merupakan pekerja di pabrik tersebut, di rumah-rumah, dan lahan pertanian di dekatnya," sebut laporan media terafiliasi Houthi itu, yang mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Houthi.
Berbagai saluran Houthi melaporkan pada Minggu, 13 April 2025 bahwa rentetan serangan udara AS menargetkan berbagai area lainnya di wilayah Yaman, termasuk Provinsi Saada dan Provinsi Hodeidah yang menjadi lokasi pelabuhan tepi Laut Merah.
Area-area yang dikuasai Houthi di Yaman telah menyaksikan serangan hampir setiap hari, yang disalahkan pada AS yang sejak 15 Maret lalu melancarkan operasi militer terhadap Houthi untuk memaksa kelompok yang didukung Iran itu berhenti mengancam kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya.
Baca Juga: Detik-detik Penyerangan Kapal Tanker Minyak Inggris 'Cordelia Moon’ Houthi di Laut Merah
Sejak saat itu, Houthi kembali melancarkan serangan-serangan menargetkan kapal militer AS dan wilayah Israel, dengan mengklaim serangannya merupakan bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
Houthi mulai menargetkan kapal-kapal yang melintasi Laut Merah dan Teluk Aden, serta wilayah Israel, setelah perang Gaza berkecamuk pada Oktober 2023.
Serangan Houthi sempat dihentikan selama gencatan senjata Gaza berlangsung pada Januari lalu. Namun ketika Israel memutus akses untuk semua pasokan kemanusiaan ke Jalur Gaza pada awal Maret, dan melanjutkan kembali serangan udara besar-besaran terhadap daerah kantong Palestina itu pada 18 Maret, Houthi mengancam akan melanjutkan serangan-serangannya.