Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyalahkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, terkait serangan besar-besaran yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut bahwa Zelensky turut bertanggung jawab bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin, atas jatuhnya jutaan korban jiwa dalam konflik tersebut.
"Anda tidak bisa memulai perang melawan pihak yang jauh lebih kuat—dua puluh kali lebih besar—dan kemudian berharap orang lain mengirimi Anda rudal," ucap Trump di Gedung Putih dikutip dari BBC, Rabu, 16 April 2025.
Pernyataan itu disampaikan setelah terjadinya serangan mematikan Rusia di Sumy pada Minggu sebelumnya, yang disebut sebagai serangan paling fatal terhadap warga sipil sepanjang tahun ini. Serangan tambahan juga dilaporkan terjadi di pinggiran kota pada Senin malam.
Baca Juga: Zelenskyy: Kiev Siap Berdialog Jika Rusia Setuju Hentikan Perang
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, melakukan kunjungan ke Ukraina pada Selasa sebagai bentuk dukungan terhadap Kyiv pasca serangan tersebut. Bersama Zelensky di Odesa, Rutte mengecam keras pola serangan terhadap warga sipil dan menyatakan bahwa Rusia adalah pihak yang memulai perang.
Meskipun Trump menyebut serangan di Sumy sebagai peristiwa "mengerikan", ia menyatakan telah memperingatkan Rusia bahwa tindakan mereka merupakan "kesalahan", meskipun ia tidak menguraikan lebih lanjut maksud pernyataannya.
Sementara itu, laporan media Ukraina mengungkapkan bahwa sebuah upacara penghargaan untuk veteran militer diadakan di Sumy pada hari terjadinya serangan. Presiden Zelensky kemudian memecat gubernur wilayah Sumy pada Selasa, diduga karena menjadi tuan rumah dalam acara tersebut.
Baca Juga: NATO Minta Zelenskyy Pulihkan Hubungan Dengan Trump
Trump juga menyalahkan mantan Presiden Joe Biden atas banyaknya korban dalam konflik Rusia-Ukraina, yang menurut perkiraannya mencapai ratusan ribu jiwa—walaupun Trump mengklaim jumlahnya mencapai jutaan.
"Tiga orang bertanggung jawab atas jutaan kematian," ujar Trump. "Putin bisa disebut sebagai yang pertama, Biden yang menurut saya tidak memahami situasi ada di posisi kedua, lalu Zelensky."
Diketahui, pemerintahan Trump telah mencoba memediasi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, termasuk melakukan pembicaraan langsung dengan Moskow yang telah menolak melibatkan Kyiv dalam proses negosiasi.