Menkes Soroti Tingginya Angka Kematian Akibat Stroke dan Jantung

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Apr 2025, 12:58
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan pada peletakan batu pertama (groundbreaking), RSUD TBSI Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan pada peletakan batu pertama (groundbreaking), RSUD TBSI Kabupaten Kubu Raya, Kalbar. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti tingginya angka kematian akibat stroke dan penyakit jantung di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Melihat kondisi tersebut, ia mendorong pemerintah provinsi dan daerah setempat untuk lebih serius menangani kedua penyakit mematikan itu, khususnya dengan meningkatkan layanan di seluruh RSUD yang ada. 

"Di Indonesia, penyebab kematian terbanyak itu stroke. Saya tadi sudah tanya ke Direktur RS di sini, ternyata sama, stroke juga yang paling tinggi,"

kata Menkes Budi saat menghadiri kegiatan peletakan batu pertama (groundbreaking), RSUD TBSI Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu, 16 April 2025.

Ia juga mengungkapkan bahwa penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke, diikuti oleh kanker. Bahkan di kalangan aparat keamanan seperti TNI dan Polri, angka kematian akibat stroke, jantung, dan kanker jauh lebih tinggi dibandingkan kematian yang disebabkan oleh insiden tugas lapangan atau risiko operasional di medan kerja.  

Baca juga: Hati-hati, Seorang Pria Kena Stroke Setelah Bersin

"Kalau mereka rajin melatih bela diri agar tak tertembak atau terluka, saya bilang jangan lupa juga menjaga kesehatan. Karena faktanya, lebih banyak yang meninggal bukan karena senjata, tapi karena stroke dan jantung," tuturnya.  

Menteri Kesehatan turut menyoroti pentingnya ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai di setiap daerah, agar masyarakat tak perlu menjalani rujukan ke kota lain demi mendapatkan perawatan yang layak.  

Ia menyadari bahwa harus dirujuk ke Pontianak, atau bahkan hingga ke Jakarta maupun luar negeri, dapat menjadi tekanan berat bagi pasien dan keluarganya, baik dari segi biaya maupun kondisi mental. 

"Oleh karena itu, rumah sakit yang sedang dibangun ini akan dilengkapi dengan peralatan medis penanganan penyakit prioritas," tuturnya. 

Terkait pengembangan RSUD Tuan Besar Syarif Idrus di Kabupaten Kubu Raya, rumah sakit ini dirancang untuk memiliki fasilitas lengkap, termasuk layanan penanganan stroke yang akan dilengkapi dengan alat CT scan dan Cath Lab.

Sementara itu, untuk pasien penyakit jantung, tersedia fasilitas seperti USG ekokardiografi, CT scan, serta Cath Lab yang memungkinkan pemasangan ring jantung. 

Baca juga: Ladang Ganja di Jantung Taman Nasional Bromo, Menteri Kehutanan Buka Suara!

Di sisi lain, layanan penanganan kanker juga akan diperkuat dengan laboratorium patologi anatomi, alat mamografi, serta lemari penyimpanan khusus obat kemoterapi (psychotoxic drug cabinet).  

"Sedangkan untuk layanan hemodialisis akan disiapkan infrastruktur untuk cuci darah secara rutin tanpa harus dirujuk," tuturnya. 

Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa pengadaan alat hemodialisa akan dilakukan melalui mekanisme tender nasional guna menekan biaya dan memastikan efisiensi anggaran.

"Kalau bisa kita sewa per penggunaan saja, jadi rumah sakit tidak perlu pusing beli dan rawat alatnya," katanya.

Ia berharap pembangunan rumah sakit ini dapat selesai pada akhir 2025 dan berencana untuk kembali hadir dalam peresmian bersama Gubernur Kalimantan Barat. 

(Sumber: Antara) 

x|close