Ntvnews.id, Jakarta - Beberapa mantan anggota Oriental Circus Indonesia (OCI) mengungkapkan pengalaman memilukan selama bertahun-tahun bekerja sebagai pemain sirkus di Taman Safari Indonesia.
Cerita menyedihkan ini mereka sampaikan saat pertemuan dengan Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, pada Selasa, 15 April 2025.
Para mantan pemain sirkus tersebut melaporkan adanya dugaan kekerasan yang mereka alami sejak dekade 1970-an. Setelah pertemuan tersebut, Mugiyanto membagikan kisah mereka melalui akun Instagram pribadinya, @mugiyanto.official, pada Rabu, 16 April 2025.
Salah satu mantan pemain, Butet, membagikan kisah menyayat hati tentang kekerasan yang ia alami semasa menjadi pemain sirkus. Ia mengaku pernah mengalami perlakuan kejam, termasuk dipaksa berhadapan langsung dengan kotoran gajah.
"Sempat saya sampai dirantai kaki pakai rantai gajah yang besar itu. Pernah juga di dalam situ dijulurin kotoran gajah," kata Butet, dikutip dari video yang diunggah Mugiyanto pada Kamis, 17 April 2025.
View this post on Instagram
Cerita serupa datang dari Fifi, yang ternyata adalah putri dari Butet. Ia tumbuh tanpa mengetahui siapa orang tuanya karena dibesarkan dalam dunia sirkus.
Sejak usia dini, Fifi diambil dan dijadikan pekerja oleh salah satu pemilik OCI. Ketika dewasa, barulah ia menyadari bahwa ibunya adalah Butet. Fifi mengisahkan bahwa selama bekerja di sirkus, dirinya justru menjadi korban kekerasan. Ia mengungkapkan cerita tersebut kepada Mugiyanto dengan penuh emosi.
Dalam suara yang nyaris tak terdengar, Fifi mengisahkan penderitaan yang pernah ia alami selama berada di lingkungan sirkus.
"Saya disetrumin, Pak, di badan saya, kelamin saya disetrumin. Sampai saya jatuh lemas, akhirnya dipasung, Pak, selama dua minggu," ungkapnya sambil mengusap air mata.
Tak hanya Butet dan Fifi, kisah memilukan juga datang dari Ida Yani. Dalam pertemuan tersebut, ia hadir dengan kondisi duduk di atas kursi roda dan menceritakan masa lalu kelamnya di dunia sirkus.
Ida pernah mengalami kecelakaan saat melakukan pertunjukan di Lampung, di mana ia jatuh dari ketinggian sekitar 15 meter. Insiden itu menyebabkan tulang belakangnya patah hingga ia mengalami kelumpuhan. Sejak kejadian tersebut, Ida harus menjalani hidup dengan bantuan kursi roda untuk beraktivitas.
"Saat itu saya main Trapeze, akrobatik di udara itu. Saya jatuh, pada saat saya sium, ternyata saya patah tulang belakang," ujar dia.