Pasien Wanita Ngaku Jadi Korban Pelecehan Dokter di Malang, RS Buka Suara

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Apr 2025, 14:03
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi Kekerasan Seksual Ilustrasi Kekerasan Seksual (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang pasien dengan inisial QAR dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter berinisial AY di sebuah rumah sakit swasta yang berlokasi di Kota Malang, Jawa Timur.

Kuasa hukum QAR, Satria Marwan, saat ditemui di kantornya di Malang pada hari Rabu, menjelaskan bahwa insiden dugaan pelecehan tersebut terjadi pada bulan September tahun 2022.

"Kejadian itu terjadi pada September 2022, dia ke Malang untuk berlibur lalu sakit dan datang ke rumah sakit swasta yang terbaik menurut Google," kata Satria.

Satria mengungkapkan bahwa kliennya mendatangi rumah sakit pada 26 September 2022 dini hari untuk menjalani pemeriksaan karena kondisi kesehatannya menurun. QAR pun sempat mendapat penanganan medis dari pihak rumah sakit.

Usai menerima penanganan, QAR diperbolehkan pulang. Namun sebelum meninggalkan rumah sakit, dokter yang diduga pelaku meminta nomor kontak pasien tersebut yang kemudian diberikan kepada petugas perawat.

"Korban diminta untuk meninggalkan nomor telepon, katanya, kalau ada perkembangan (hasil pemeriksaan kesehatan) bisa dikontak langsung oleh rumah sakit," ucap dia.

Masih di hari yang sama, QAR menerima sebuah pesan yang berisi hasil dari pemeriksaan kesehatannya. Namun, hasil tersebut tidak dikirim melalui nomor resmi rumah sakit, melainkan dari akun WhatsApp pribadi milik AY.

Menurut Satria, dokter AY kemudian mengirimkan sejumlah pesan kepada QAR yang tidak berkaitan dengan urusan medis atau hasil pemeriksaan kliennya.

"Bahasanya korban di-spam chat. Di situ korban tidak menanggapi," katanya.

Karena kondisi fisik QAR belum membaik, pada hari yang sama ia kembali ke rumah sakit dan harus dirawat inap selama tiga hari, yaitu pada 27 sampai 28 September, di ruang VIP rumah sakit yang sama.

"Kejadian dugaan pelecehan itu terjadi 27 September. Dia di ruang VIP sendirian dan dokternya datang pakai pakaian kasual karena mungkin sedang tidak bertugas," katanya.

Ketika berada di ruang rawat, AY diduga meminta korban untuk melepas pakaian medis yang dikenakannya.

"Korban merasa terkejut dan tidak mengerti harus berbuat apa. Oknum dokter melakukan pemeriksaan dan anehnya stetoskop cukup lama diarahkan di bagian dada," ucapnya.

Tidak hanya itu, QAR melihat bahwa AY mengeluarkan ponsel miliknya dan menyampaikan bahwa ia hendak membalas pesan.

"Korban meyakini saat itu pelaku sedang mengambil gambar di daerah dada, klien saya langsung menutup bajunya dan bilang ke dokter akan istirahat karena lelah," ucapnya.

Satria menambahkan bahwa akibat dari insiden ini, kliennya mengalami tekanan psikologis yang membuatnya trauma dan ketakutan, sehingga tidak langsung melaporkan tindakan AY.

"Kesimpulannya korban ini sebelumnya takut dan tersiksa secara batin karena memendam ini hampir tiga tahunan, tetapi karena ada beberapa kejadian serupa beberapa waktu ini dia akhirnya memberanikan diri untuk speakup," katanya.

Di sisi lain, Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty, mengakui bahwa insiden dugaan pelecehan tersebut memang melibatkan tenaga medis dari institusinya.

"Terkait pemberitaan yang beredar, kami mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan (oknum dokter AY) adalah dokter di Persada Hospital," kata dia.

Sylvia menyampaikan bahwa pihak rumah sakit telah mengambil tindakan sementara dengan menonaktifkan dokter AY untuk menunggu hasil penyelidikan.

"Yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi yang sedang berjalan," ucapnya.

x|close