Ntvnews.id, Jakarta - Hari ini, Jumat, 18 April 2025, umat Kristiani dunia termasuk di Indonesia, kembali memperingati wafatnya Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Menurut Direktur Pendidikan dan Pelatihan Anti Korupsi, Kedeputian Bidang Dikmas, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI), Yonathan Demme Tangdilintin, peringatan kematian Yesus Kristus seyogianya bukan sekedar seremoni religi tahunan belaka, atau dianggap sebagai perayaan yang identik dengan pesta keagamaan semata.
"Kematian Yesus Kristus yang sarat dengan nilai-nilai ketuhanan ini, menyimpan banyak hikmah serta tauladan yang baik, bukan hanya untuk Nasrani semata, namun juga bagi umat manusia beserta semesta," ujarnya, Jumat, 18 April 2025.
Dalam konteks ini, ia memandang peristiwa spiritual seorang Yesus Kristus selama diturunkan ke dunia untuk melayani umat hingga kenaikkannya kembali ke surga, sarat dengan nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, kesederhanaan dan kejujuran yang patut ditauladani bersama.
Yesus Kristus, kata dia dikenal mengajarkan prinsip-prinsip moral yang tinggi. Dalam setiap ajaran-Nya, Yesus Kristus dengan lugas mensiarkan nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, keadilan dan cinta kasih terhadap sesama, serta pentingnya menjaga integritas sebagai seorang hamba di dunia fana.
"Yesus Kristus senantiasa berbicara tentang keadilan serta pentingnya menjaga hak-hak orang yang lemah dan tertindas. Dalam konteks pendidikan dan pencegahan korupsi, nilai-nilai kebaikan, kesederhanan serta kejujuran yang diajarkan oleh Yesus Kristus, sejatinya dapat membentuk dan memperkuat mindset dan culture set antikorupsi dalam diri setiap umat manusia di muka bumi ini," paparnya.
Yonathan memandang, mind set dan culture set antikorupsi sangat penting untuk tertanam serta tumbuh sejak dini dalam hati dan sanubari setiap anak bangsa di republik ini. Mengingat perilaku koruptif dan praktik korupsi telah dianggap hal biasa bahkan menjadi budaya oleh segelintir oknum di negeri ini.
Seyogianya, nilai-nilai kebaikan, kejujuran yang diajarkan, serta perjuangan dan pengorbanan Yesus Kristus dalam menegakkan serta meneguhkan integritas setiap umat agar menjadi pribadi yang jujur dan antikorupsi, sejatinya menjadi kekuatan bagi seluruh bangsa Indonesia dalam melawan perilaku koruptif dan praktik korupsi di NKRI.
"Dalam Alkitab, disebutkan jika ajaran Yesus Kristus mendorong umat untuk menjaga ketulusan, kejujuran dan menekankan pentingnya hati nurani, agar tidak ragu untuk menentang praktik-praktik yang tidak adil dan perilaku koruptif," jelas Yonathan.
Ia mengatakan, salah satu contoh paling terkenal adalah ketika Yesus mengusir para pedagang dari Bait Suci (Matius 21:12-13). Tindakannya tersebut menunjukkan penolakan yang jelas terhadap tindakan yang merusak kesucian tempat ibadah dan menciptakan ketidakadilan.
"Yesus Kristus juga mengajarkan pentingnya melayani orang lain, terutama mereka yang paling membutuhkan. Dalam Markus 10:45, Dia menyatakan bahwa Ia datang 'bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani'. Sikap ini bertentangan dengan sikap atau perilaku koruptif yang selalu mementingkan kepentingan pribadi, keluarga dan golongan di atas kepentingan publik," papar Yonathan.
Di setiap guratan dalam berbagai lembaran histori religi umat Kristiani, kata dia Yesus Kristus senantiasa memperlihatkan diri sebagai sosok berintegritas, sederhana dan juga dikenal sebagai pribadi jujur yang antikorupsi dalam kesehariannya semasa hayatnya, begitu juga dengan pemimpin umat/agama lainnya seperti Nabi Muhammad SAW, Budha Gautama, dan yang lainnya.
"Dalam konteks integritas, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) menyederhanakan makna tersebut dalam slogan 'Jumat Bersepeda KK' (jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras), d imana nilai-nilai ini disebut dengan '9 Nilai-nilai Integritas'," jelasnya.
Kesembilan sifat tersebut, memiliki makna positif, sehingga mengaktualisasikan semuanya diyakini dapat berperan dalam pembenahan karakter dan moral bangsa secara sistematis demi mendukung sikap anti korupsi.
Tidak berlebihan rasanya jika kami menyimpulkan bahwasanya perjalanan hidup-kehidupan hingga Kenaikan Yesus Kristus, telah memberikan pendidikan sekaligus pelatihan kepada umat Kristiani untuk menjadi pribadi anti korupsi.
"Edukasi dan guidance yang dapat ditauladani dari Yesus Kristus, sejatinya memperkuat serta mengokohkan fondasi utama pembentukkan akhlak dan peradaban umat manusia," tutur Yohanes.
Dengan kata lain, kata dia kehidupan Yesus Kristus selama dalam dunia sejatinya telah mengedukasi, melatih sekaligus mengentalkan kita dengan nilai-nilai anti korupsi, dimana kejujuran, kesederhanaan dan keteguhan dalam menjaga integritas sebagai pribadi anti korupsi, seyogianya menjadi keutamaan dalam diri setiap anak bangsa di republik ini.
"Selamat memperingati Trihari Suci, bersama kita semai dan gelorakan makna serta esensi Keimanan dalam hati sanubari hingga terus deras mengalir hingga ke urat nadi seluruh anak bangsa di republik ini, untuk mewujudkan Indonesia maju, sejahtera, aman dan damai sentosa tanpa korupsi, dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote," tandas Yonathan.