Wisata Seks di Jepang Kembali Ramai, Terkuak Penyebabnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Apr 2025, 05:43
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi Berhubungan Seksual Ilustrasi Berhubungan Seksual (Preefik)

Ntvnews.id, Tokyo - Wisata seks di Jepang semakin berkembang seiring dengan munculnya video-video viral di TikTok. Turis dari berbagai negara kini menyewa pekerja seks komersial (PSK) yang menawarkan layanan di Taman Okubo, Tokyo.

Dilansir dari AFP, Senin, 21 April 2025, sejumlah wanita terlihat berdiri di Taman Okubo dekat Kabukicho, area yang terkenal dengan bioskop yang memiliki kepala Godzilla. Mereka menawarkan seks berbayar kepada turis yang datang.

Meskipun tidak ada data resmi, bukti anekdot yang dikumpulkan AFP menunjukkan adanya peningkatan jumlah pria asing yang datang ke lokasi tersebut setelah menonton video di media sosial. Video-video tersebut, yang sering kali disiarkan langsung atau diunggah ke platform seperti TikTok dan Bilibili, telah ditonton oleh ratusan ribu orang.

Baca Juga: Polda NTB Panggil Dosen Tersangka Pelecehan Seksual Sesama Jenis untuk Diperiksa

Mayoritas pelanggan wisata seks ini berasal dari Korea Selatan, China, Taiwan, serta beberapa negara di Amerika Utara dan Eropa. Banyak di antara mereka yang tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang, sehingga mereka menggunakan alat penerjemah di ponsel mereka untuk menanyakan harga, kata Ria, salah satu PSK yang tidak ingin disebutkan namanya.

Menurut Ria, para PSK di Okubo beroperasi secara mandiri tanpa muncikari, biasanya membawa pelanggan ke hotel cinta terdekat. Mereka menawarkan layanan seks dengan tarif mulai dari 15 ribu hingga 30 ribu yen (sekitar Rp1,8 juta hingga Rp3,6 juta), meskipun harga ini sering kali ditekan karena kondisi yang ada.

Ria juga mengungkapkan bahwa banyak PSK Jepang lebih memilih melayani turis asing karena daya beli pria Jepang semakin menurun. "Orang asing biasanya tidak bernegosiasi harga dan sering memberi lebih banyak uang," tambahnya.

Senada dengan Ria, Azu, seorang PSK berusia 19 tahun, mengatakan bahwa dia bisa menetapkan harga lebih tinggi jika melayani turis asing. "Skenario terbaik, aku bisa meminta 20 ribu yen (sekitar Rp2,4 juta) per orang per jam dengan kondom," kata Azu.

Selain itu, alasan lain mengapa PSK Jepang lebih memilih turis asing adalah rasa aman. Mereka merasa lebih aman dengan pelanggan asing karena mereka tahu bahwa itu bukan polisi yang menyamar.

Di tengah fenomena wisata seks ini, terdapat organisasi non-profit bernama Rescue Hub yang mendampingi para PSK dan menyediakan tempat aman bagi mereka untuk memulai kehidupan baru.

Baca Juga: Reza Indragiri: Narasi Kelainan Seksual Dokter PPDS Unpad Bisa Ringankan Hukuman Pelaku, Ini Salah Kaprah

Kepala Rescue Hub, Arata Sakamoto, menyebut fenomena ini langka, mengingat dulu sangat jarang ada perempuan Jepang yang memilih menjadi PSK. Namun, perubahan zaman dan dampak pandemi Covid-19 memaksa banyak perempuan Jepang untuk terjun ke pekerjaan ini, bahkan dengan tarif yang lebih murah.

Saat AFP mengunjungi Rescue Hub, sekitar 10 perempuan sedang bersantai di apartemen mereka, menikmati makanan dan mengisi daya ponsel. Arata memastikan para perempuan tersebut aman di tempat tersebut, meskipun mereka menghadapi berbagai risiko kesehatan, termasuk penyakit menular, kehamilan tak diinginkan, hingga kemungkinan dipaksa merekam konten tanpa persetujuan.

Kepolisian Tokyo tidak memberikan tanggapan atas permintaan wawancara AFP mengenai peningkatan jumlah turis asing yang mengunjungi PSK. Namun, pihak kepolisian mengatakan bahwa patroli telah diperketat sejak Desember.

Arata juga mengusulkan bahwa untuk mengurangi fenomena ini, perlu ada sanksi hukum bagi para pelanggan. Saat ini, hukum Jepang hanya menghukum PSK, baik dengan denda maupun hukuman penjara.

TERKINI

Load More
x|close