Ntvnews.id, Jakarta - Gelaran The International Golomori Jazz di kawasan wisata Golomori, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi berakhir dengan sukses besar. Acara yang diinisiasi oleh InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) ini menjadi festival musik jazz internasional pertama di kawasan tersebut dan akan dijadikan agenda rutin tahunan.
Setelah sempat tertunda akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Maumere tahun lalu, Golomori Jazz akhirnya dapat terselenggara dan menghadirkan kemeriahan yang menyatu dengan pesona alam khas Bukit Golomori. Panggung utama festival berada di rooftop Golomori Convention Center, dikelilingi lembah dan bukit, menciptakan atmosfer pertunjukan yang unik dan menawan.
Acara ini menampilkan musisi jazz kenamaan Tohpati dalam format orkestra, yang berkolaborasi bersama Sila Majid dan Andin. Penampilan mereka menyuguhkan nuansa musikal yang elegan dan menggugah dalam sebuah pertunjukan lintas budaya.
ITDC sengaja memilih musik jazz sebagai medium untuk memperkenalkan destinasi Golomori ke mata dunia. Jazz dinilai memiliki kedekatan tersendiri dengan kekayaan budaya lokal Flores, sehingga kolaborasi ini dinilai mampu menampilkan harmoni antara musik dan kearifan lokal.
Antusiasme masyarakat pun terlihat sangat tinggi. Penonton membludak hingga pihak penyelenggara harus mencetak tiket tambahan. Pengunjung tidak hanya datang dari berbagai wilayah di Flores, tetapi juga dari kota-kota besar seperti Bali, Surabaya, hingga Jakarta.
Gubernur NTT Melkiades Laka Lena turut memberikan apresiasinya terhadap kesuksesan festival ini. Ia menilai Golomori Jazz menjadi contoh bagaimana ide kreatif bisa memperkuat daya tarik pariwisata di kawasan Labuan Bajo.
“Pekerjaan pariwisata ini punya segmentasi sendiri dan festival jazz atau Golomori Jazz ini menunjukkan bahwa Labuan Bajo tetap menjadi magnet pariwisata di Indonesia di NTT. Tentu ini akan nanti menjadi juga sebuah pesan bahwa kalau kita punya ide-ide yang bersifat kuat untuk menarik minat orang ke Labuan Bajo seperti Golomori Jazz ini,” ujarnya.
“Tentu ini menjadi salah satu inspirasi untuk kita bisa terus mengenalkan Nusa Tenggara Timur Labuan Bajo semua destinasi wisata. Terima kasih dan sukses buat penyelenggara InJourney dan semua pendukungnya,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama ITDC Ari Respati mengungkapkan bahwa ide penyelenggaraan Golomori Jazz telah dirancang sejak dua tahun lalu. Meskipun sempat tertunda, ia bersyukur acara ini akhirnya dapat terealisasi dan diterima dengan sangat baik oleh masyarakat.
“Kami sudah merancang ini sudah sejak 2 tahun lebih. Malah seharusnya penyelenggaraan ini kami rencanakan diselenggarakan tahun lalu. Tapi karena satu dan lain hal karena kuasa Tuhan adanya gangguan gunung ya kan gunung meletus. Jadi kami harus tundah hari ini,” ujarnya.
“Dan kenapa harus jazz yang kami selenggarakan? Karena kami percaya bahwa jazz ini memiliki budaya yang lekat sekali dengan masyarakat Nusa Tenggara Timur yaitu masyarakat yang benar-benar mengapresiasi culture seni dan budaya. Nah, jadi kami rasa ini adalah kombinasi yang harmoni di mana ITDC di beberapa tempat kami menghadirkan beberapa konsep yang berbeda,” lanjutnya.
Sebagai pembanding, ia menyebut bahwa pendekatan ITDC berbeda untuk setiap wilayah destinasi.
“Kalau di Mandalika pertanyaannya seputar tentang MotoGP dan hal-hal yang sifatnya sports tourism. Tapi di sini kami alhamdulillah mendapatkan antusias yang tinggi sekali. Insyaallah Golomori Jazz ini akan kami selenggarakan setiap tahun,” tutupnya.
International Golomori Jazz kini menjadi magnet baru dalam pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di kawasan Labuan Bajo. ITDC berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golomori sebagai destinasi unggulan yang mampu menarik lebih banyak kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.