Ntvnews.id, Jakarta - Suasana duka menyelimuti Lapangan Santo Petrus, Vatikan, setelah kabar wafatnya Paus Fransiskus diumumkan secara resmi, Senin, 21 April 2025. Denting lonceng dari Basilika Santo Petrus mengiringi keheningan yang mendalam saat ratusan ribu orang dari berbagai penjuru dunia berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir.
Tangis haru dan kesedihan begitu terasa di tengah lautan manusia yang terdiam dalam keheningan.
Dilansir dari laman BBC, kerumunan yang hadir bukan hanya berasal dari Italia, tetapi juga dari negara-negara seperti India, Afrika Selatan, Denmark, dan banyak lagi. Mereka datang dengan satu tujuan, menghormati sosok Paus Fransiskus yang telah menginspirasi dunia dengan semangat inklusivitas dan kepeduliannya terhadap kaum marjinal.
Baca Juga: Paus Fransiskus Meninggal, Pertandingan Liga Italia 21 April Ditunda
Banyak dari mereka mengungkapkan bahwa hal yang paling akan dirindukan dari Paus Fransiskus adalah upayanya membuka pintu Gereja Katolik lebih lebar, menjadikannya rumah spiritual yang lebih terbuka bagi semua.
Paus sendiri memang dikenal luas karena perhatiannya yang tulus terhadap penderitaan para migran dan kaum miskin, serta pesannya yang kuat tentang pentingnya kasih, perdamaian, dan keberlanjutan lingkungan.
Seorang jurnalis BBC yang pernah beberapa kali terbang bersama Paus dalam perjalanan luar negeri mengungkapkan betapa hangatnya Paus dalam perbincangan pribadi. Dalam salah satu kesempatan, Paus Fransiskus bahkan bercerita tentang neneknya, memperlihatkan sisi kemanusiaannya yang begitu membumi.
Baca Juga: 8 Fakta Meninggalnya Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Pertama dari Amerika Latin
Kabar wafatnya Paus Fransiskus memang mengejutkan banyak pihak, meskipun sebelumnya ia sempat mengalami kondisi kesehatan yang menurun. Setelah sempat pulih dan kembali bekerja di Vatikan, banyak orang berharap ia masih akan terus memimpin dan menyebarkan pesan damai. Namun takdir berkata lain.
Kini, umat Katolik dan masyarakat dunia mengenang Paus Fransiskus bukan hanya sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai figur yang mampu menjangkau hati banyak orang, terlepas dari latar belakang agama, budaya, dan kebangsaan. Warisannya akan terus hidup dalam pesan-pesan kasih dan kemanusiaan yang telah ia sampaikan sepanjang hidupnya.