Ntvnews.id, Jakarta - Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Ia berpulang di usia 88 tahun. Dengan wafatnya Paus Fransiskus, proses pemilihan pemimpin baru Gereja Katolik pun segera dimulai.
Dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 22 April 2025, proses konklaf ini bisa berlangsung dalam hitungan hari, minggu, atau bahkan lebih lama, tergantung pada hasil pemungutan suara di kalangan para kardinal.
Setiap harinya, konklaf memungkinkan hingga empat sesi pemungutan suara, dengan tujuan mencapai mayoritas dua pertiga. Jika tidak ada hasil setelah 33 putaran, dua kandidat teratas akan memasuki putaran final untuk penentuan.
Salah satu nama yang muncul sebagai kandidat kuat adalah Kardinal Luis Antonio Tagle asal Filipina. Tokoh berusia 67 tahun ini dipandang memiliki peluang besar untuk meneruskan visi progresif yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus.
Baca Juga: Paus Fransiskus di Pengujung Hidup, Tetap Lantang Demi Perdamaian Dunia
Dilansir dari Newsweek, Selasa, 22 April 2025, menyebut bahwa Tagle dikenal sebagai pendukung kuat inklusivitas dan penyebaran ajaran Kristiani. Ia memiliki pengalaman luas sebagai pemimpin Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa dan merupakan salah satu figur terdekat Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya.
Cristina Traina, profesor dari Universitas Northwestern, menyampaikan bahwa lebih dari 100 kardinal pemilih saat ini merupakan hasil penunjukan Paus Fransiskus.
“Hal ini sangat berpotensi memengaruhi arah pemilihan berikutnya,” katanya.
“Kemungkinan besar, nilai-nilai yang dibawa Fransiskus tidak akan serta-merta ditinggalkan.” tambahnya.
Tagle yang berasal dari Asia menjadi simbol penting, terlebih mengingat pertumbuhan pesat umat Katolik di kawasan tersebut, khususnya di Filipina.
Lahir di Manila pada 21 Juni 1957, Tagle dikenal luas karena pemahaman teologinya yang mendalam, pendekatan pastoral yang empatik, serta komitmennya pada pelayanan sosial Gereja. Mengutip Asian Journal, ia menerima tahbisan imamat pada tahun 1982.
Baca Juga: Deretan Paus dengan Masa Kepemimpinan Terlama Sepanjang Sejarah Gereja Katolik
Ia segera mencuri perhatian berkat kemampuannya menggabungkan pendekatan akademis yang tajam dengan empati terhadap kelompok masyarakat marjinal. Ia menyelesaikan studi doktoral di bidang teologi di Universitas Kepausan Gregorian di Roma.
Karier gerejawi Tagle semakin menanjak saat ia diangkat menjadi Uskup Imus pada 2001, kemudian menjadi Uskup Agung Manila pada 2011. Ia dikenal karena dedikasinya pada isu-isu seperti keadilan sosial, penghormatan terhadap martabat manusia, dan pengentasan kemiskinan, yang membuatnya dihormati tidak hanya di Filipina tetapi juga secara global.
Pada 2012, ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI, yang menandai awal keterlibatannya secara langsung dalam lingkaran kepemimpinan Vatikan.
Apabila terpilih, Tagle akan mencetak sejarah sebagai paus pertama dari Asia di era modern. Terpilihnya ia akan mencerminkan pergeseran pusat pertumbuhan Gereja menuju wilayah selatan dunia, seperti Asia dan Afrika, tempat komunitas Katolik tumbuh pesat.
Namun, pencalonannya tetap menghadapi tantangan. Kalangan konservatif dalam Gereja kemungkinan melihat pendekatan progresif Tagle terhadap isu-isu seperti perubahan iklim, keadilan sosial, dan perlindungan kelompok rentan terlalu sejalan dengan agenda Paus Fransiskus.
Pemilihan paus baru ini menjadi penentu apakah Gereja akan melanjutkan arah yang dibangun Fransiskus atau kembali pada garis teologis yang lebih konservatif.