Ntvnews.id, Jakarta - Vatikan merilis foto-foto resmi pertama Paus Fransiskus yang tengah terbujur dalam peti jenazah terbuka, menandai dimulainya masa berkabung atas kepergiannya.
Foto-foto tersebut menunjukkan sang Paus mengenakan jubah liturgi merah dan mitra uskup, dengan rosario terletak lembut di antara tangan yang terlipat. Momen ini diabadikan di kapel pribadi Domus Santa Marta, kediaman Vatikan tempat Paus Fransiskus tinggal sepanjang masa jabatannya dan di mana ia menghembuskan napas terakhir pada Senin pagi.
Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, terlihat sedang memanjatkan doa di samping jenazah. Prosesi visual ini menjadi bagian dari ritual resmi untuk mengonfirmasi wafatnya pemimpin umat Katolik tersebut. Menurut otoritas Vatikan, kematian Paus Fransiskus dipastikan secara medis pada pukul 07.35 waktu setempat, 21 April, melalui teknik thanatografi elektrokardiografik.
Pihak Vatikan juga menyampaikan bahwa Paus Fransiskus meninggal dunia akibat stroke otak yang menyebabkan koma dan gagal jantung yang tidak dapat dipulihkan. Laporan medis resmi yang disusun oleh Dr. Andrea Arcangeli, direktur kesehatan dan kebersihan Negara Kota Vatikan, turut menyebutkan riwayat kesehatan sang Paus, termasuk diabetes tipe II, tekanan darah tinggi, gangguan pernapasan, dan pneumonia bilateral.
Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, merupakan Paus pertama dari Amerika Latin. Ia menjabat sejak Maret 2013 dan selama lebih dari satu dekade dikenal sebagai pemimpin yang mengusung reformasi, kerendahan hati, dan perhatian besar terhadap kaum miskin.
Ia membuat penampilan publik terakhirnya sehari sebelum wafat menyapa umat dari balkon Basilika Santo Petrus saat Paskah, meskipun terlalu lemah untuk menyampaikan pesan secara utuh.
Dalam wasiat pribadinya, Paus Fransiskus mengungkapkan keinginan untuk dimakamkan secara sederhana di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, bukan di Basilika Santo Petrus sebagaimana tradisi para Paus sebelumnya.
View this post on Instagram
Ia menunjukkan devosi mendalam kepada ikon Salus Populi Romani yang disimpan di Kapel Paulus dalam basilika tersebut, dan meminta agar dimakamkan di dekatnya, dalam makam sederhana tanpa hiasan khusus, hanya bertuliskan “Franciscus”.
“Saya ingin perjalanan terakhir saya di dunia berakhir di tempat ziarah Bunda Maria yang sangat kuno ini. Makam itu harus berada dalam tanah; sederhana, tanpa dekorasi khusus,” tulisnya dalam wasiat tertanggal 29 Juni 2022.
Ia juga menegaskan bahwa tidak boleh ada keterangan tentang jabatannya sebagai Paus pada batu nisannya. Ia menutup wasiat dengan kalimat penuh harapan: “Dengan harapan hidup kekal yang hidup, saya persembahkan penderitaan di akhir hidup saya untuk perdamaian dunia dan persaudaraan antarbangsa.”
Keputusan ini menjadikan Paus Fransiskus sebagai Paus pertama dalam hampir 150 tahun yang tidak dimakamkan di Basilika Santo Petrus, mengikuti jejak Paus Pius IX. Makamnya akan ditempatkan di dekat patung Ratu Perdamaian di dalam Basilika Santa Maria Maggiore, sesuai dengan keinginannya yang sederhana dan penuh makna spiritual.
Wasiat serta prosesi pemakamannya mencerminkan pandangan hidupnya yang sederhana dan sikapnya terhadap kematian. Dalam autobiografinya Hope, Paus Fransiskus menulis, “Vatikan adalah tempat pelayanan terakhir saya, bukan tempat kekekalan saya.”