Penembakan Brutal di Kashmir India, 26 Orang Tewas

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Apr 2025, 12:36
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi -Ppasukan keamanan melakukan pengetatan penjagaan di wilayah Kashmir India. Ilustrasi -Ppasukan keamanan melakukan pengetatan penjagaan di wilayah Kashmir India. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta -  Sebanyak 26 orang dilaporkan tewas dalam aksi penembakan brutal yang terjadi pada Selasa, 22 April 2025, saat sekelompok pria bersenjata tak dikenal menyerang wisatawan di wilayah Kashmir yang dikelola India. Peristiwa mengerikan ini kembali memicu kekhawatiran atas kondisi keamanan di kawasan konflik tersebut. 

Insiden penembakan mematikan di Kashmir memaksa Perdana Menteri India, Narendra Modi, mempercepat kepulangannya dari kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi.

Menurut laporan Anadolu yang mengutip pejabat terkait, Modi tiba di Jeddah pada Selasa dini hari, 22 April 2025, untuk agenda dua hari, namun akan kembali lebih awal pada Rabu, 23 April 2025. 

Baca juga: Ngeri, Masjid Diserang Kelompok Bersenjata

Serangan terjadi di kawasan wisata Baisaran, Pahalgam, lokasi yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki dan kerap dipadati pengunjung saat musim liburan. Otoritas setempat menyebut aksi tersebut sebagai salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir. 

“Tim medis segera dikerahkan dan proses evakuasi korban langsung dilakukan,” kata militer India, seraya menambahkan bahwa operasi pencarian bersama dengan polisi “sedang berlangsung, dengan semua upaya difokuskan untuk menangkap para pelaku.” 

Mayoritas korban dilaporkan merupakan warga negara India yang berasal dari beragam negara bagian. Meski begitu, otoritas setempat masih belum mengungkapkan detail identitas para korban secara resmi. 

Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, segera menuju Srinagar setelah melaporkan insiden tersebut kepada Perdana Menteri Modi dan langsung mengadakan pertemuan dengan pejabat keamanan setempat. 

Baca juga: Volkswagen Group Jajaki Kesepakatan dengan Pemerintahan Donald Trump Soal Tarif Impor

Serangan tersebut juga terjadi bersamaan dengan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, yang tengah berada di India untuk lawatan empat hari. Vance turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Segera setelah serangan, Presiden AS Donald Trump menghubungi Modi untuk menyampaikan "belasungkawa terdalam" atas korban jiwa, seperti yang diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri India.

Kawasan Himalaya, yang diklaim oleh kedua negara, India dan Pakistan, namun dikuasai sebagian oleh masing-masing pihak, telah lama dilanda konflik. Kekerasan di kawasan ini sudah berlangsung sejak pecahnya pemberontakan anti-India pada 1989. Meskipun demikian, serangan terhadap wisatawan tergolong langka. 

Pada Juni tahun lalu, serangan brutal terhadap bus yang mengangkut peziarah Hindu menyebabkan kendaraan itu terjun ke jurang, merenggut nyawa setidaknya sembilan orang.  

Baca juga: Dedi Mulyadi Bakal Bina Remaja Tawuran Secara Militer: Telepon Koramil, Langsung Dijemput

Pada 2019, India mengakhiri status khusus Kashmir dan membagi wilayah tersebut menjadi dua daerah administrasi federal, yaitu Jammu dan Kashmir, serta Ladakh.  

Berbagai organisasi di Jammu dan Kashmir mengajak untuk menggelar aksi mogok massal pada hari Rabu sebagai bentuk protes atas peristiwa pembunuhan tersebut. 

“Umat Islam Jammu dan Kashmir melalui Mutahida Majlis Ulema, sebagai bentuk dukungan dan solidaritas terhadap keluarga korban, menyerukan masyarakat Jammu dan Kashmir untuk melakukan protes damai atas kejahatan keji itu melalui aksi tutup kegiatan besok,” ujar Mirwaiz Umar Farooq, ulama tertinggi di Kashmir, dalam sebuah pernyataan. 

(Sumber: Antara)

x|close