Sekjen PBB ‘Mengemis’ ke AS dan Rusia Perihal Nuklir, Kok Bisa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jun 2024, 11:05
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
PBB PBB (Istimewa)

Ntvnews.id, New York - Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah menyatakan bahwa risiko pecahnya perang nuklir semakin meningkat, dengan salah satu faktornya adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Dalam pidato pembukaan pertemuan tahunan Asosiasi Pengendalian Senjata (ACA), Guterres mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak AI. 

Menurutnya, situasi saat ini mengingatkan kita pada keadaan hidup di ambang perang nuklir, dengan risiko penggunaan senjata nuklir yang kini setara dengan masa Perang Dingin.

Presiden Rusia Vladimir Putin <b>(President of Rusia)</b> Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)

Penggunaan teknologi AI dalam bidang persenjataan, tambahnya, meningkatkan ancaman secara signifikan.

Baca Juga: Rusia, Korut dan China Sedang Meningkatkan Persediaan Senjata Nuklir

5 Militer Terkuat di Dunia Tanpa Senjata Nuklir, Indonesia Diurutan Berapa?

"Kemanusiaan ada di ujung pisau," kata Gutteres. "Negara-negara kini dalam perlombaan senjata kualitatif. Teknologi seperti AI membuat bahaya berlipat-lipat. 

Di sisi lain, kerja sama untuk mencegah penggunaan, pengujian, dan penyebaran senjata nuklir makin lemah.

"Semua negara harus mengambil langkah, tetapi negara pemilik senjata nuklir harus menjadi pemimpin," katanya. "Saya mendorong Amerika Serikat dan Rusia untuk kembali berunding, untuk mengimplentasikan kesepakatan New START dan menyusun perjanjian penerusnya.

Baca Juga: PBB Khawatir Serangan Balas Dendam Israel Targetkan Pusat Nuklir Iran

Menurut laporan The Guardian, pernyataan Guterres menandakan perubahan dalam pandangan PBB terhadap risiko AI. Guterres tampaknya ingin menegaskan perlunya mengekang penggunaan AI dalam sistem persenjataan nuklir.

Konsep penggunaan AI untuk mengontrol senjata nuklir sebelumnya telah muncul di Amerika Serikat. Namun, tanggapan cepat dari beberapa anggota Kongres AS menyebabkan proposal undang-undang diajukan untuk melarang sistem peluncuran nuklir otomatis tanpa campur tangan manusia.

x|close