Ntvnews.id, Kyiv - Rudal Rusia menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, memperburuk ketegangan antara kedua negara. Serangan tersebut menyebabkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka.
Dilansir dari Reuters, Jumat, 25 April 2025, serangan rudal dari Moskow terjadi pada Kamis, 24 April 2025 dini hari waktu setempat. Serangan ini berlangsung hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena menolak menyetujui pendudukan Moskow atas wilayah Krimea sebagai bagian dari kesepakatan damai.
"Kyiv diserang oleh rudal musuh," kata otoritas militer kota Kyiv melalui Telegram. Pemerintah Ukraina sebelumnya telah mengeluarkan peringatan akan potensi serangan rudal.
Menurut laporan jurnalis AFP, lebih dari selusin warga terlihat berlindung di ruang bawah tanah sebuah gedung tempat tinggal yang difungsikan sebagai tempat perlindungan bom setelah peringatan serangan udara dikeluarkan.
Serangan besar-besaran dari Rusia ini menewaskan sedikitnya sembilan orang dan menyebabkan lebih dari 60 orang lainnya terluka di Kyiv. Ini menjadi salah satu serangan paling mematikan di ibu kota Ukraina sejak pecahnya perang tiga tahun lalu.
Baca Juga: AS Usulkan Pengakuan Krimea Sebagai Wilayah Rusia, Ukraina dan Eropa Bereaksi Keras
"Rusia telah melancarkan serangan gabungan besar-besaran di Kyiv," tulis layanan darurat Ukraina di Telegram.
"Menurut data awal, sembilan orang tewas, 63 orang luka-luka," lanjut pernyataan tersebut, sembari menambahkan bahwa di antara 42 pasien yang dirawat di rumah sakit, enam di antaranya merupakan anak-anak.
Lima wilayah di kota mengalami dampak dari serangan ini, termasuk kebakaran yang terjadi di sejumlah garasi dan gedung pemerintah, meskipun api telah berhasil dipadamkan.
Layanan darurat negara juga menyebutkan bahwa bangunan-bangunan tempat tinggal turut mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.
"Pencarian orang-orang di bawah reruntuhan sedang berlangsung," tambahnya.
Kyiv sebelumnya sempat dihantam rudal pada awal April lalu, menyebabkan sedikitnya tiga orang terluka. Sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai pada Februari 2022, kota ini telah berkali-kali menjadi target serangan.
Baca Juga: Rusia Terus Serang Ukraina, Ini Respons Trump
Sementara itu, di bagian timur Ukraina, kota Kharkiv juga dilaporkan dihantam tujuh rudal. Wali kota Igor Terekhov menyebutkan bahwa “serangan drone besar-besaran” juga tengah berlangsung di wilayah tersebut.
Di sisi lain, Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance sebelumnya mempresentasikan rencana perdamaian versi AS, yang mengusulkan agar Rusia tetap mempertahankan wilayah-wilayah Ukraina yang sudah didudukinya, termasuk Krimea.
Namun, Zelensky menolak usulan tersebut karena dianggap bertentangan dengan konstitusi negaranya.
Penolakan itu memicu reaksi keras dari Trump, yang menuding Zelensky sebagai sosok yang "menghasut" dan menempuh jalur yang "sangat merugikan negosiasi perdamaian dengan Rusia."
Zelensky "bisa mendapatkan Perdamaian atau, ia bisa berjuang selama tiga tahun lagi sebelum kehilangan seluruh Negara," tulis Trump melalui media sosialnya, Truth Social.
Trump juga menyebut bahwa Krimea "telah hilang bertahun-tahun lalu" dan "bahkan bukan topik pembahasan."