Ntvnews.id, New Delhi - Di tengah teriknya musim panas di New Delhi, sebuah video yang viral memperlihatkan tindakan tak biasa dari Dr. Pratyush Vatsala, seorang dosen sekaligus kepala Laxmibai College di Delhi University.
Dalam video tersebut, ia terlihat menggunakan kotoran sapi untuk memplester dinding kelas sebagai pengganti cat atau semen.
Meskipun terdengar tidak biasa, praktik ini sebenarnya merupakan tradisi kuno dari pedesaan India yang kini semakin dilirik kembali karena manfaatnya, terutama dalam menghadapi krisis iklim dan meningkatnya suhu ekstrem di kota-kota besar.
Dilansir dari Times of India, Jumat, 25 April 2025, tradisi menggunakan kotoran sapi untuk melapisi lantai dan dinding sudah berlangsung selama berabad-abad di pedesaan India.
Baca Juga: Dosen di Mataram Tersangka Pelecehan Sesama Jenis Terancam 12 Tahun Penjara
Selain harganya yang murah dan mudah didapat, bahan ini terbukti efektif menjaga suhu ruangan tetap sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin.
Di era urban yang semakin peduli dengan lingkungan, praktik yang dulu dianggap kuno ini kini dianggap sebagai solusi berkelanjutan yang patut dicontoh.
Keampuhan kotoran sapi terletak pada komposisinya yang organik dan berserat tinggi. Berbeda dengan semen yang menyerap dan menahan panas, lapisan kotoran sapi yang dicampur dengan tanah liat menciptakan dinding yang "bernapas", memungkinkan penguapan air dan menjaga suhu dalam ruangan tetap stabil.
Rumah yang menggunakan campuran ini bahkan bisa lebih sejuk hingga 7°C dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, kotoran sapi juga memiliki sifat anti-mikroba alami berkat kandungan fenol dan bakteriofag yang dapat melawan bakteri berbahaya.
Karena itulah, di masa lalu, lantai rumah di desa sering dilapisi dengan kotoran sapi untuk menjaga kebersihan, terutama di daerah yang belum memiliki akses ke produk pembersih modern.
Baca Juga: Menilik Kasus Dosen Terkenal AS Masuk Penjara Usai Hina Raja Thailand
Mengikuti jejak tradisi ini, beberapa inovator seperti Dr. Shivdarshan Malik telah mengembangkan material bangunan modern berbasis kotoran sapi, seperti Vedic Plaster—campuran kotoran sapi, tanah liat, daun neem, dan gipsum yang dapat mengurangi panas secara signifikan.
Malik bahkan menciptakan Gocrete Bricks, bata yang terbuat dari bahan alami dan mampu memblokir hingga 70% panas dari luar.
Di Tamil Nadu, pasangan suami istri juga membangun rumah ramah lingkungan dengan bahan utama tanah, kapur, kotoran sapi, serta pintu dan jendela bekas.
Ini menunjukkan bahwa, dengan semangat inovasi, warisan tradisi bisa menjadi solusi untuk tantangan lingkungan yang dihadapi dunia modern, meskipun terlihat "kuno," namun sangat relevan dengan kebutuhan dunia yang lebih berkelanjutan.