Rp557 Juta Wakaf Uang Dihimpun, Kementerian Agama Tanam Perdana Melon Premium di Kota Wakaf Gunung Kidul

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Apr 2025, 19:05
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Rp557 Juta Wakaf Uang Dihimpun, Kementerian Agama Tanam Perdana Melon Premium di Kota Wakaf Gunung Kidul Rp557 Juta Wakaf Uang Dihimpun, Kementerian Agama Tanam Perdana Melon Premium di Kota Wakaf Gunung Kidul (dokumentasi)

Ntvnews.id, Jakarta - Dana wakaf uang senilai Rp557.274.000 berhasil dihimpun melalui platform digital Satu Wakaf Marketplace, menjadi modal awal pembangunan Greenhouse Melon Premium pertama di Kota Wakaf, Kabupaten Gunung Kidul. Program ini merupakan implementasi awal Program Transformasi Wakaf Strategis (Protas) dari Kementerian Agama, yang bertujuan memperluas pemanfaatan wakaf produktif di sektor pertanian berbasis komunitas.

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag, menyampaikan bahwa langkah ini bukan hanya bagian dari agenda kementerian, tetapi juga bentuk konkret penguatan ekonomi umat melalui wakaf yang dikelola secara profesional dan berkelanjutan.

“Gunung Kidul kita tetapkan sebagai titik awal transformasi wakaf strategis berbasis pertanian. Kita ingin menjadikan wakaf sebagai penggerak ekonomi, bukan sekadar amal pasif,” ujar Prof. Waryono dalam sambutannya pada seremoni penanaman perdana melon varietas Golden Emerald.

Program ini melibatkan kolaborasi antara Kementerian Agama, Wakaf Mulia Institut selaku nazhir resmi Badan Wakaf Indonesia (BWI), perusahaan agrobisnis Nusa Farm, serta dukungan dari Bank Indonesia, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, dan PCNU Gunung Kidul sebagai penyedia lahan wakaf.

Ketua nazhir Wakaf Mulia Institut, Eko, menjelaskan bahwa meskipun lokasi awal program ini dirancang di luar Yogyakarta, Gunung Kidul dipilih karena memiliki nilai strategis sebagai Kota Wakaf serta kedekatan dengan para inisiator program. Lokasi ini juga dinilai potensial dalam mengembangkan pertanian wakaf yang inklusif dan berdampak luas.

Greenhouse yang dibangun tak hanya menjadi pusat produksi melon premium, tetapi juga akan dikembangkan sebagai kawasan eduwisata pertanian, pusat pelatihan budidaya melon, serta area hilirisasi produk berbasis zero waste. Nusa Farm mengungkapkan rencana pengolahan produk turunan, seperti mie dari daun melon hasil pruning dan olahan buah non-grade yang dapat menjadi oleh-oleh khas Gunung Kidul.

Dalam jangka pendek, masyarakat sekitar akan dilibatkan dalam pelatihan teknis, dengan harapan menciptakan kemandirian ekonomi lokal melalui wakaf produktif. Program ini juga ditargetkan menjadi pusat pembibitan lokal di masa depan, menggantikan kebutuhan impor.

Prof. Waryono menutup dengan harapan besar bahwa model klaster wakaf produktif seperti ini bisa direplikasi secara nasional.

“Kita ingin hadirkan wajah baru wakaf di Indonesia—yang produktif, profesional, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan umat,” pungkasnya.

x|close