Ntvnews.id, Jakarta - Paus Fransiskus tutup usia dalam umur 88 tahun. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma itu meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025 pagi waktu Vatikan.
Wafatnya Paus Fransiskus membawa duka mendalam tidak hanya bagi umat Katolik Roma di seluruh dunia, tetapi juga bagi masyarakat internasional. Ia dikenang sebagai sosok yang penuh cinta dan keberanian dalam memperjuangkan perdamaian dunia.
Dilansir dari Reuters, Minggu, 27 April 2025, Paus Fransiskus pernah melakukan aksi yang mengejutkan pada tahun 2019. Dalam pertemuan dengan para pemimpin Sudan Selatan, Paus dengan penuh kerendahan hati berlutut.
Saat itu, ia mencium kaki Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir. Ia juga mencium kaki Riek Machar, mantan wakil presiden yang menjadi oposisi.
Baca Juga: Sepatu Sederhana Paus Fransiskus Dipakai hingga Akhir Hayat
Tindakan tersebut dilakukan Paus Fransiskus sebagai bentuk penghormatan atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara pihak oposisi dan pemerintah Sudan Selatan.
"Sebagai saudara, saya meminta kalian untuk berdamai. Saya meminta dari lubuk hati saya yang terdalam," ujar Paus Fransiskus saat itu.
Beliau menyerukan agar para pemimpin Sudan Selatan mengakhiri perselisihan dan mencari solusi damai dari dalam negeri mereka sendiri. Sudan Selatan memang sudah lama menjadi perhatian khusus Vatikan karena konflik berkepanjangan di negara tersebut. Paus berulang kali mendesak agar negara itu kembali bersatu setelah perang saudara selama lima tahun.
"Di depan rakyat kalian, tetaplah berpegangan tangan sehingga kalian akan dikenang sebagai bapak pendiri bangsa," tutur Paus kembali.
"Orang-orang sudah lelah dengan konflik yang terjadi. Ingatlah ini bahwa dengan perang, semua yang kalian sayangi bakal menghilang," tambahnya.
Tak hanya menyuarakan perdamaian untuk Sudan Selatan, Paus Fransiskus juga rutin menjalin komunikasi dengan warga Palestina. Ia memperlihatkan kepeduliannya terhadap para korban konflik di sana.
Baca Juga: Momen Utusan Prabowo Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Kemudian, menjelang akhir hayatnya, Paus Fransiskus kembali menyerukan perdamaian di Gaza, Palestina, saat perayaan Paskah pada Minggu, 20 April 2025.
”Saya memikirkan rakyat Gaza, khususnya umat Kristiani, tempat konflik yang mengerikan terus terjadi, menyebabkan kematian, kehancuran, dan menciptakan situasi kemanusiaan yang sangat menyedihkan,” ungkap Paus.
”Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai: serukan gencatan senjata, bebaskan para sandera, dan bantulah orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai,” lanjutnya.
Pada perayaan Natal 2024 lalu, Paus Fransiskus juga menyerukan agar Israel menghentikan serangan terhadap Palestina. Ia tidak pernah lelah mengingatkan tentang pentingnya gencatan senjata.
”Cukup! Hentikan! Mereka membutuhkan rumah, taman, dan sekolah, bukan makam dan kuburan massal,” tegasnya waktu itu.
Kini, Paus Fransiskus telah berpulang. Namun dedikasinya dalam memperjuangkan perdamaian di tengah dunia yang dilanda peperangan akan terus dikenang oleh masyarakat global sepanjang masa.