Kelaparan Memburuk di Gaza, Stok Makanan Kian Menipis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Apr 2025, 12:37
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip - Seorang anak terjepit di antara pengungsi yang berebut mengambil jatah makanan di sebuah tempat pengungsian di Gaza Arsip - Seorang anak terjepit di antara pengungsi yang berebut mengambil jatah makanan di sebuah tempat pengungsian di Gaza (Antara)

Ntvnews.id, Istanbul - Stok makanan yang semakin menipis di Jalur Gaza semakin memperburuk kelaparan di wilayah Palestina tersebut, di tengah perang yang menghancurkan, menurut pernyataan dari UNRWA pada Minggu.

"Kelaparan semakin parah di Gaza," kata badan PBB untuk pengungsi Palestina itu dalam sebuah pernyataan, Senin 28 April 2025.

Baca Juga: Hussein Al-Sheikh Diangkat Jadi Wakil Presiden Palestina

Penduduk Gaza, termasuk anak-anak, sangat berharap bisa memperoleh makanan untuk bertahan hidup melalui bantuan dari organisasi amal, menurut UNRWA.

UNRWA juga menyebutkan bahwa persediaan tepung di Gaza semakin menipis sepanjang pekan ini.

"Hampir 3 ribu truk bantuan UNRWA bersiap memasuki Gaza," kata UNRWA.

"Pengepungan harus dihentikan,” katanya melanjutkan.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan bahwa anak-anak Palestina di Gaza menderita kelaparan akibat tindakan Israel yang terus menghalangi masuknya pasokan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Baca Juga: Dari Palestina hingga Pertanian, Prabowo dan Raja Abdullah II Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Strategis

Dia menegaskan bahwa kelaparan yang terjadi di wilayah tersebut memiliki “motif politik,” karena izin untuk memasukkan bantuan makanan seringkali diabaikan oleh Israel.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup pintu penyeberangan ke Gaza, yang mengakibatkan bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan tidak bisa masuk, semakin memperburuk bencana kemanusiaan di kawasan tersebut, menurut laporan dari pemerintah serta organisasi-organisasi HAM dan internasional.

Sejak Oktober 2023, hampir 51.500 warga Palestina di Gaza telah tewas akibat serangan brutal Israel, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Prabowo Tegaskan Evakuasi Warga Palestina Hanya untuk Bantuan Kemanusiaan, Bukan Relokasi

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, terkait dengan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah Palestina tersebut.

(Sumber: Antara)

x|close