Ramai Lembaga Bimbel Diduga Terlibat Kecurangan UTBK 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Apr 2025, 19:15
thumbnail-author
Zaki Islami
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
UTBK 2025 UTBK 2025 (HO-Humas UPNVJ)

Ntvnews.id, Jakarta - Panitia Seleksi Nasional Penerima Mahasiswa Baru (SNPBM) 2025 menduga adanya keterlibatkan salah satu lembaga bimbingan belajar (Bimbel) dalam kecurangan yang terhadi di Ujian Tulis Berbasis Komptuiter (UTBK).

Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, menjelaskan terdapat ribuan peserta yang dinilai sebagai anomali, di mana terdapat salah satu lembaga bimbel yang dicurigai terlibat dalam hal ini.

"(Dicurigai) Keterlibatan ada salah satu lembaga pembinaan belajar di Yogyakarta yang memobilisasi peserta," katanya.

Baca Juga: Viral Peserta UTBK Ketangkap Basah Sembunyikan HP di dalam Baju

Ia menjelaskan peserta ujian anomali tersebut dicurigai, sebab domisili, asal sekolah, kampus tujuan, dan lokasi UTBK semuanya berada di daerah yang saling berjauhan.

Ia memberi contoh dengan adanya peserta yang merupakan lulusan SMA di Semarang, memilih kampus tujuan di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), namun melaksanakan UTBK di Medan.

UTBK 2025 <b>(Antara)</b> UTBK 2025 (Antara)

"Apakah ini salah? Tidak salah, selama memang bisa dibuktikan, tidak salah. Contoh, di Gorontalo ada yang seperti ini. Setelah kami telusuri, ternyata yang bersangkutan itu lulusan dari pondok pesantren yang ada di Jawa," kata Eduart Wolok

Kemudian, memang setelah lulus ada satu tahun itu wajib untuk mengabdi. Nah dia mengambil pengabdian itu di Gorontalo, mengajar di Gorontalo, sehingga dia daftar di Gorontalo dan ujian di Gorontalo meskipun pilihannya ada di Jawa," lanjutnya.

Namun demikian, pihaknya menemukan peserta dengan data anomali serupa di lokasi lainnya, di mana peserta tersebut tidak hadir saat ujian dan kebetulan dalam waktu yang sama terdapat masalah pada komputer yang seharusnya digunakan oleh peserta tersebut.

"Ada keterlibatan jaringan yang memanfaatkan UTBK untuk kepentingan bisnis tertentu dan sebagainya. Ini disinyalir, sekali lagi ini dugaan, karena itu bukan bagian kami untuk memutuskan itu," katanya.

Kecurigaan kepada salah satu lembaga bimbel tersebut, ujarnya, juga diperkuat dengan adanya lembaga bimbel yang masih melakukan bimbingan hingga 5 Mei 2025, di mana UTBK hanya dilaksanakan pada 23 April-3 Mei 2025.

"Padahal lazimnya kalau dulu kita bimbel yang benar itu satu minggu menjelang pelaksanaan UTBK kan selesai," ujarnya.

Ia juga mencurigai adanya lembaga bimbel yang berani memberikan garansi 100 persen lulus UTBK, sebab dalam pelaksanaan UTBK kali ini lebih menekankan aspek skolastik atau penalaran dan pemahaman dasar peserta didik.

Dalam mengatasi kecurigaan ini, pihaknya tengah melakukan investigasi lebih lanjut dengan kolaborasi bersama pihak berwajib untuk memastikan apakah kasus ini harus diselesaikan dengan hukuman pidana demi memberikan efek jera.

"Semua ini nggak akan ada andaikan memang peserta UTBK dan orang tua dari peserta UTBK itu memang merasa sadar betul bahwa tes UTBK SNBT ini adalah tes yang harusnya dilalui dengan penuh kejujuran dan integritas," ucap Eduart Wolok.

(Sumber: Antara)

x|close