Memaknai Spirit Berkurban untuk Perkuat Kepedulian kepada Warga Sekitar, Rakyat Palestina hingga Global

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Jun 2024, 15:14
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Ketua Umum PP Aswaja NU Center, KH Misbahul Munir dalam Dialog NTV Morning di NusantaraTV/tangkapan layar NTV Ketua Umum PP Aswaja NU Center, KH Misbahul Munir dalam Dialog NTV Morning di NusantaraTV/tangkapan layar NTV

Ntvnews.id, Jakarta - Seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia hari ini, Senin (17/6/2024) merayakan Hari Raya Idul Adha 1445H.

Hari Raya Idul Adha yang identik dengan pemotongan hewan kurban mengajarkan kepada umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui pelaksanaan salat dan kurban, umat muslim bisa menunjukkan ketaatan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Dalam hal berkurban ada keutamaan untuk lebih dulu mensejahterakan masyarakat di sekeliling tempat kita tinggal.

Tapi bagaimana dengan keutamaan lain ketika sama-sama kita membantu masyarakat di luar negara kita seperti rakyat Palestina yang membutuhkan?

Lebih baik seperti apa? Apakah kurban bisa diubah dari ritual pemotongan hewan menjadi membantu teman-teman atau masyarakat yang mengalami musibah di Palestina?

Memahami esensi dan hakikat berkurban menjadi topik spesial yang dibahas dalam Dialog NTV Morning di NusantaraTV, Senin (17/6/2024). Dialog menghadirkan Ketua Umum PP Aswaja NU Center, KH Misbahul Munir sebagai narasumber.

KH Misbahul Munir menerangkan secara syariat, memang sudah ada ketentuan dalam berkurban. Artinya kurban itu dilaksanakan dalam waktu tertentu dan jenis hewan tertentu.

"Jadi batasnya tanggal 10, 11, 12, atau 13 Dzulhijjah. Selebihnya itu tidak disebut kurban. Tapi disebut hadiah biasa," jelasnya.

Namun spirit tersebut kata KH Misbahul Munir tidak membatasi umat untuk membantu dan menolong sesama.

"Yang paling penting kita ini harus bisa mengakomodir orang-orang di sekeliling kita," tuturnya.

"Jadi kita punya prinsip Ku "Anfusakum Wa Ahlikum" artinya lingkungan kita, diri kita, keluarga kita. Kemudian teruah dan teruas. Itu prinsip," lanjutnya.

"Karena bagaimana pun juga. Jangan sampai kita peduli kepada orang di luar sana tetapi tetangga kita juga kelaparan. Itu salah juga," tukasnya.

Namun demikian, sambung KH Misbahul Munir, karena bagaimana pun juga hari ini kita hidup ditengah tengah masyarakat global.

'Kita ini tidak bisa menghindari pergaulan antar negara. Maka kepedulian tersebut sangat baik juga untuk disampaikan kepada umat Islam yang tampak hari ini sangat membutuhkan," pungkasnya.

x|close