Ntvnews.id, Jakarta - Istilah 'Asian Value' sedang hangat diperbincangkan setelah menjadi viral melalui podcast Total Politik yang menampilkan Pandji Pragiwaksono. Diskusi itu menyinggung mengenai apa arti sebenarnya dari 'Asian Value'.
Dalam podcast tersebut, Pandji mengajukan pertanyaan tentang dinasti politik kepada dua pembawa acara, yaitu Arie Putra dan Budi Adiputro.
Mereka sepakat bahwa dinasti politik adalah hal yang sah, dan Arie mengemukakan bahwa pandangannya tentang dinasti politik didasarkan pada 'Asian Value'. Pertanyaannya, apa sebenarnya makna dari istilah 'Asian Value' yang sedang viral ini? Berikut penjelasannya.
Arti Asia Value
Tips-Kerja-agar-Karir-Semakin-Lancar.jpeg (Istimewa)
Pandangan terhadap Asian Value dapat bervariasi di kalangan berbagai individu. Secara umum, istilah ini merujuk pada sekumpulan nilai politik yang berfungsi sebagai alternatif terhadap pemikiran politik Barat.
Baca Juga: Lembaga Edukasi Digital Asset Academy Diam-diam 'Rajai' Asia
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP) , Selasa, 18 Juni 2024, konsep 'Asian Value' pertama kali dikenal pada era 1990-an. Pada saat itu, dunia Barat sedang mengalami puncak kepercayaan dalam bidang politik dan ekonomi, setelah menang dalam Perang Dingin.
Michael Barr, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Flinders, dalam salah satu makalahnya pada tahun 2000, mencatat bahwa Barat saat itu sangat antusias untuk mengekspor demokrasi dan hak asasi manusia ke seluruh dunia. Namun, upaya tersebut dihadapi tantangan dari Asia-Pasifik, yang melihat Barat dengan sudut pandang yang berbeda.
Pendekatan Barat yang keras terhadap hak asasi manusia dianggap sebagai upaya untuk memaksa Asia untuk tunduk secara politik dan ekonomi, suatu sikap yang dianggap munafik oleh Asia-Pasifik.
Baca Juga: DPR Sahkan RUU Kementerian, Kepolisian, TNI dan Keimigrasian Jadi Usulan Inisiatif
Seiring waktu, muncul argumen tentang nilai-nilai khas Asia yang sekarang dikenal sebagai Asian Value. Secara sederhana, 'Asian Value' mengacu pada nilai-nilai yang dianggap sebagai inti dari budaya dan identitas Asia.
Dengan demikian, selayaknya Barat memiliki standar sendiri, demikian pula Asia memiliki nilai-nilai yang unik. Inilah yang saat ini diidentifikasi sebagai 'Asian Value'.
'Asian value' yang dianut di Asia Timur dan Asia Tenggara mencakup nilai-nilai seperti disiplin, kerja keras, penghematan, penghormatan terhadap otoritas, serta menjaga keseimbangan antara kebutuhan individu dan masyarakat.
Nilai-nilai tersebut berbeda dengan fokus nilai politik Barat yang sering kali menekankan pada hak asasi manusia (HAM), demokrasi, dan kapitalisme.
Pada akhir abad ke-20, pemimpin negara dan intelektual di Asia mulai memperkenalkan konsep 'Asian value', yang semakin diterapkan seiring dengan kemajuan ekonomi negara-negara Asia Timur dan Tenggara.
Meskipun berbeda dengan nilai-nilai Barat, 'Asian value' sering kali dikritik karena dianggap mendukung praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ini adalah gambaran singkat mengenai 'Asian Value', sebuah istilah yang belakangan ini menjadi viral di media sosial.