Sanksi Baru Dijatuhkan ke Rusia, Negara Eropa Makin Was-was

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Jun 2024, 10:43
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Vladimir Putin Vladimir Putin (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Barat merancang sanksi baru terhadap Rusia, tetapi Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan tentang langkah tambahan terhadap Moskow di Brussels.

Berdasarkan laporan, Jerman dilaporkan menentang kemungkinan sanksi terhadap perusahaan yang berbisnis dengan Rusia.

Dilansir dari reuters, Rabu,19 Juni 2024, menyebut seorang diplomat mengungkapkan bahwa anggota UE dijadwalkan untuk membahas sanksi tambahan pada Jumat malam, tetapi isu tersebut kemudian "ditarik dari agenda pertemuan pada saat-saat terakhir."

NATO <b>(NATO)</b> NATO (NATO)

Pembatasan yang potensial termasuk larangan terhadap transit gas alam cair (LNG) dari Rusia dan rencana untuk menanggulangi upaya menghindari sanksi dengan meminta operator UE untuk bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukan oleh anak perusahaan dan mitra di negara ketiga.

Baca Juga: Senator AS Berikan Dukungan Perintah Penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu

Jerman mengkhawatirkan kemungkinan perusahaan-perusahaannya akan dicap sebagai sarana untuk menghindari pembatasan yang diusulkan tersebut, menurut Deutsche Presse-Agentur.

Anggota Uni Eropa berharap untuk menyetujui sanksi sebelum KTT perdamaian Ukraina di Swiss pada 15-16 Juni, yang diperkirakan dihadiri oleh delegasi dari sekitar 90 negara, meskipun Rusia, China, dan Arab Saudi tidak akan hadir.

Uni Eropa telah mencatat lebih dari 2.100 entitas dan individu dalam daftar hitam sebagai respons terhadap operasi militer Rusia di Ukraina.

Sementara itu, AS baru-baru ini menerapkan pembatasan tambahan yang menargetkan Bursa Efek Moskow (MOEX), bank-bank besar, dan sektor teknologi informasi Rusia.

Baca Juga: NATO Sebut Israel Sudah Masuk ke Dalam Jebakan Hamas yang Mengerikan

Pembatasan tersebut mendorong MOEX untuk menangguhkan perdagangan dalam dolar AS dan euro.

Meskipun demikian, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Bank Sentral Rusia memiliki kemampuan penuh untuk menjaga stabilitas pasar.

x|close