Ntvnews.id, Jakarta - Jayabaya, juga dikenal sebagai Prabu Sri Aji Jayabaya, merupakan seorang raja yang terkenal karena ramalan-ramalannya. Ia bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa dan memerintah Kerajaan Kediri dari tahun 1135 hingga 1159.
Pada masa pemerintahan Raja Sri Jayabaya, Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya. Ia juga terkenal sebagai seorang raja yang memiliki kemampuan meramal masa depan di Nusantara. Ramalan-ramalan yang diungkapkan oleh Sri Jayabaya diabadikan dalam sebuah karya tulis yang dikenal sebagai ‘Ramalan Jayabaya’.
Hingga saat ini, kitab ‘Ramalan Jayabaya’ masih dianggap sebagai sumber yang dapat dipercaya. Salah satu ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah mengenai masa depan para pemimpin Nusantara. Ramalan Jayabaya menyatakan bahwa pemimpin Indonesia adalah No-To-No-Go-Ro, yang masih dipegang sebagai prediksi yang akurat sesuai dengan tulisan Sri Jayabaya.
Selain ramalan Notonogoro yang telah terbukti sesuai dengan ramalan Jayabaya, beberapa ramalan lainnya tentang masa depan Indonesia juga mulai terbukti satu per satu. Berikut adalah beberapa ramalan Jayabaya yang telah terbukti.
1. Kereta tanpa kuda, pesawat, rel kereta, dan hilangnya pasar Sri Jayabaya telah meramalkan bahwa di Nusantara di masa depan akan ada kereta yang ditarik tanpa kuda.
Jayabaya (Istimewa)
Ramalan tersebut berbunyi, seperti ini “Mbesuk yen ana kreta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing dhuwur awang-awang, kali ilang kedunge pasar ilang kumandange. Iku tanda yen tekane jaman Joyoboyo wis cedak”
Bila diartikan, kurang lebih seperti ini “Besok kalau sudah ada kereta berjalan tak berkuda, tanah Jawa berkalung besi, perahu berjalan di atas angkasa, sungai kehilangan lubuknya, pasar hilang kumandangnya, itulah tanda bahwa zaman Jayabaya semakin dekat.
2. Anak mangan bapak (anak berani melawan bapaknya).
3. Datangnya zaman penuh bencana di Nusantara yang diramalkan, seperti “lindu ping pitu sedino, lemah bengkah, pagebluk rupo-rupo” yang artinya (gempa tujuh kali sehari, tanah retak, macam-macam bencana alam).
4. Akeh pengkhianat (banyak bermunculan pengkhianat).
5. Akeh laknat (banyak bermunculan kutukan).
6. Wong wadon lacur ing endi-endi (banyak perempuan lacur di mana-mana).
7. Umah ala saya dipuja (rumah maksiat makin dipuji).
8. Sedulur pada mangan sedulur (saudara makan saudara tidak rukun)
9. Akeh uwong kaliren lan wudo (banyak orang lapar dan telanjang).
10. Akeh barang kang harom (banyak barang haram).
11. Akeh udan salah mangsa (datangnya masa di mana hujan salah musim).
12. Wong golek pangan kayak gabah di intri (orang mencari rezeki ibarat gabah ditampik).