Ntvnews.id, Los Angeles - Dewan pendidikan di distrik sekolah Los Angeles, Amerika Serikat, telah menyetujui larangan penggunaan ponsel cerdas oleh murid-murid di sekolah.
Dilansir dari reuters, Jumat, 21 Juni 2024, Los Angeles akan menjadi kota pertama yang menerapkan larangan ini di lingkungan sekolah. Setelah mendapatkan suara 5-2 dalam pemungutan suara, dewan pendidikan Los Angeles memerintahkan pengelola sekolah untuk menetapkan aturan yang melarang penggunaan ponsel cerdas dan media sosial oleh siswa di sekolah.
Kebijakan ini akan diterapkan mulai Januari 2025. Dewan pendidikan Los Angeles mengawasi distrik sekolah kedua terbesar di Amerika Serikat, yang mencakup sekitar 492.000 siswa.
Ilustrasi Anak Sekolah SD (Pixabay)
"Saya pikir kami menjadi pelopor di sini, agar murid, seluruh kota dan negara bisa menikmati keuntungannya," kata Nick Melvoin salah satu anggota dewan pendidikan LA.
Baca Juga: Pemerintah Tawarkan Program Ini Buat 10 Juta Gen Z Yang Menganggur Dan Tidak Bersekolah
Pengelola distrik sekolah Los Angeles sekarang harus merancang strategi pelaksanaan kebijakan larangan penggunaan ponsel cerdas bagi siswa, termasuk mengatur cara penyimpanan ponsel saat siswa berada di sekolah. Selain itu, pihak distrik juga harus mempertimbangkan pengecualian bagi siswa dengan usia tertentu atau memiliki keterbatasan fisik.
Pejabat lokal juga sedang meninjau penggunaan teknologi untuk mengontrol akses platform media sosial. Kebijakan terkait perangkat pintar selain ponsel cerdas, seperti jam pintar, juga masih dalam tahap pertimbangan.
Sebelumnya, di negara bagian Florida, kebijakan telah diterapkan yang melarang penggunaan media sosial oleh anak dan remaja, dengan alasan bahwa media sosial berdampak negatif pada kesehatan mental anak selama masa pertumbuhan mereka.
Baca Juga: Selamat! Anak Dewi Perssik Lulus Sekolah
Surgeon General Amerika Serikat, yang memimpin komunitas dokter di negara ini, Vivek Murthy, telah mengusulkan penggunaan label "bahaya kesehatan" pada aplikasi media sosial, serupa dengan label yang ada di bungkus rokok.
Murthy menyatakan bahwa bahaya kesehatan mental yang disebabkan oleh media sosial harus direspons segera oleh pemerintah. Dia merujuk pada penelitian yang diterbitkan di Jurnal Medis JAMA yang menunjukkan bahwa anak yang menghabiskan lebih dari 3 jam setiap hari di media sosial memiliki risiko tinggi untuk mengalami gangguan kejiwaan.
Survei Gallup menunjukkan bahwa rata-rata anak menghabiskan 4,8 jam setiap hari di media sosial.
Distrik sekolah Los Angeles mengumumkan larangan mereka berdasarkan data yang menunjukkan bahwa kecanduan ponsel cerdas terkait erat dengan peningkatan kasus perundungan online dan tingkat kecemasan yang tinggi di kalangan anak-anak.