Ntvnews.id, Jakarta - Bocah 13 tahun ditemukan tewas di bawah jembatan di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) pada Minggu (9/6/2024) lalu. Korban diduga dianiaya polisi.
Korban bernama Afif Maulana yang ditemukan tewas sekitar pukul 11.55 di bawah Jembatan Kuranji. Wakapolres Kota Padang, AKBP Rully Indra Wijayanto, menjelaskan kronologi tewasnya Afif.
"Ini bermula dari laporan pengaduan masyarakat yang pada saat itu akan membuang sampah di bawah jembatan Kuranji," ujar Rully dalam keterangan pers yang diunggah di Instagram Polresta Padang, dikutip Minggu (23/6/2024).
Warga menemukan sesosok mayat anak-anak yang belum diketahui identitasnya. Ia lantas melaporkan temuan tersebut ke Polsek Kuranji.
Usai dilakukan pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP), diketahui mayat tersebut adalah Afif Maulana. Hasil penyelidikan, Afif sebelumnya ikut dalam rombongan konvoi sepeda motor pada Minggu dini hari.
"Pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 dini hari, ada rombongan anak-anak muda konvoi melintasi Jembatan Kuranji, di situ terlihat membawa berbagai macam senjata tajam," kata Rully.
Lalu, petugas Samapta Polda Sumbar yang memang diturunkan khusus untuk mencegah dan mengantisipasi aksi tawuran yang marak terjadi setiap malam Minggu, mengamankan para pelaku. Rully menjelaskan, pihaknya telah memperoleh kesaksian dari Adit yang membonceng Afif pada saat kejadian.
"Yang bersangkutan menerangkan, pada saat pengamanan oleh petugas, ada sempat tercuat atau tercetus kalimat dari korban yang isinya mengajak kepada saksi untuk melompat," kata Rully. "Namun, ajakan tersebut ditolak dan saksi lebih memilih untuk menyerahkan diri," imbuhnya.
Petugas lalu mengamankan 18 orang ke Polsek Kuranji. Tapi, tidak ada nama Afif Maulana yang ikut diamankan.
"Dari ke-18 orang tersebut, yang terbukti menggunakan atau membawa senjata tajam ada satu orang, yang saat ini sedang kita proses. Sedangkan senjata-senjata lain itu ditemukan berserak di lokasi, sehingga kita tidak bisa mengetahui siapa pemiliknya," jelas Rully.
Sementara, Direktur LBH Padang Indira Suryani, menduga korban tewas akibat dianiaya polisi.
"Kami menduga tewasnya Afif karena disiksa anggota polisi. Hal ini berdasarkan investigasi yang kami lakukan," ujarnya, Kamis (20/6/2024).
Ia pun membeberkan cara investigasi dilakukan. Yaitu dengan bertanya kepada saksi kunci yang merupakan teman korban. Teman korban ini terakhir kali melihat Afif di Jembatan Kuranji pada 9 Juni 2024.
"Teman korban berinisial A itu bercerita, jika pada malam kejadian korban berboncengan dengannya di Jembatan Aliran Batang Kuranji," ujar Indira.
Lalu, korban AM dan A yang sedang mengendarai motor dihampiri polisi yang sedang melakukan patroli.
"Tiba-tiba kendaraan korban ditendang oleh polisi dan AM terlempar ke pinggir jalan. Ketika itu kata A kepada LBH Padang, jaraknya sekitar 2 meter dari AM," tutur Indira.
Kemudian, A diamankan oleh polisi ke Polsek Kuranji. A sempat melihat korban AM dikerumuni oleh polisi, namun selanjutnya mereka terpisah.
"Saat ditangkap polisi, korban A melihat korban AM sempat berdiri dan dikelilingi oleh anggota kepolisian yang memegang rotan," kata Indira.
Lalu, sekitar pukul 11.55 pada 9 Juni 2024, AM ditemukan meninggal dunia dengan luka lebam di bagian pinggang, punggung, pergelangan tangan, dan siku.
"Sementara itu, pipi kiri membiru dan luka yang mengeluarkan darah di bagian kepala," tutur Indira.
Lantas jenazah korban dilakukan autopsi dan keluarga korban menerima copy sertifikat kematian Nomor: SK / 34 / VI / 2024 / Rumkit dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar. "Keluarga korban sempat diberitahu oleh polisi, AM meninggal akibat tulang rusuk patah 6 buah dan robek di bagian paru-paru," jelas Indira.
Di samping A dan AM, LBH Padang menemukan ada tujuh korban, dan lima di antaranya masih di bawah umur. Korban ini mendapatkan penyiksaan dari pihak kepolisian.
"Pengakuan mereka ada yang disetrum, ada perutnya disulur (disundut) rokok, kepalanya memar, lalu ada bolong di bagian pinggangnya," kata Indira.
Bahkan, ada korban yang dipaksa berciuman sesama jenis. "Selain penyiksaan juga terdapat kekerasan seksual. Kami cukup kaget mendengar keterangan korban, tidak hanya fisik tetapi juga melakukan kekerasan seksual," tandasnya.