Ntvnews.id, Jakarta - Aksi bullying rupanya masih terjadi sejumlah sekolah di Indonesia. Baru-baru ini viral sebuah video yang memperlihatkan siswa MTs Negeri 2 Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) yang menjadi korban perundungan alias bullying oleh dua teman sekolahnya.
Lokasi kejadian tidak terpuji ini berada di belakang kedai Kampung Talaok, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam sebuah video yang diunggah ke akun X @bacottetangga_, tampak korban dipukuli dan ditendang tanpa ampun oleh teman sekolahnya.
Dua pelaku tersebut melakukan penganiayaan secara brutal walaupun korban sudah berkali-kali berteriak meminta ampun hingga menangis. Korban juga terlihat memegang kepala dan perutnya karena takut akan menjadi sasaran pelaku.
"Lagi lagi lagi lagi dan lagi. Seorang siswa menjadi korban penganiayaan. MTS Negeri di Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar)," tulis keterangan video dalam akun tersebut seperti dikutip pada Senin, 24 Juni 2024.
Peristiwa ini juga menyita perhatian dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pesisir Selatan Sumardi yang langsung turun tangan ke lapangan bersama tim, Kasubbag TU, pengawas, dan pelaksana pada seksi pendidikan madrasah untuk klarifikasi.
"Kami menyatakan keprihatinannya terkait peristiwa bullying siswa MTsN 2 Pesisir Selatan. Kami merasa prihatin. Kita semua peduli pendidikan dan punya perhatian tinggi terhadap pendidikan," ujar Sumardi dikutip dari laman Kemenag Pesisir Selatan.
Sementara itu, Kepala MTsN 2 Pesisir Selatan, Sumarlin mengaku bahwa kabar beredarnya video tindak kekerasan sesama siswa tersebut sangat membuat kaget pihak sekolah. Pihak sekolah juga telah melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut.
Ilustrasi kekerasan (Free Pict)
"Kami langsung menginstruksikan kepada Guru BK untuk menginvestigasi pelaku dan korban. Permasalahan bermula dari liga futsal pada kegiatan classmeeting hari Kamis 20 Juni 2024,” kata kepala sekolah.
“Pelaku tidak menerima kekalahan timnya sehingga saat korban pergi berbelanja di warung sekitar 300 meter di luar sekolah, di belakang warung tersebut pelaku melakukan aksinya terhadap korban," ujar Sumarlin.
Pihak sekolah juga tengah mencari solusi dan berusaha mencari titik tengah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sumarlin berharap bahwa masalah tersebut tidak membesar, terlebih pihak keluarga korban sudah ada yang melapor ke polisi.