Ntvnews.id, Jakarta - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP DKI Jakarta 2024 untuk jalur zonasi telah memasuki proses seleksi yang berlangsung sejak tanggal 24-25 Juni 2024. Kemudian, untuk pengumuman resminya bisa diakses pada 26 Juni 2024 mulai pukul 17.00 WIB.
Seperti diketahui, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta membuka beberapa jalur seleksi dalam PPDB Jakarta 2024 jenjang SMP. Keempat jalur PPDB tersebut adalah jalur prestasi akademik dan non akademik, disabilitas, zonasi, KJP, zonasi, dan perpindahan tugas orang tua/wali (PTO).
Namun, cukup disayangkan lantaran banyak orang tua yang merasa bahwa dirinya telah dirugikan oleh PPDB Jakarta tahun 2024. Salah satu kendala yang dihadapi tersebut berkaitan dengan usia calon peserta didik yang dinilai terlalu muda oleh pihak sekolah.
Ilustrasi Siswa Sekolah Dasar (Pixabay)
“Mendaftar lewat jalur zonasi dan umurnya saat ini 12 tahun 8 bulan di salah satu SMP di Jakarta Timur. Kalo zonasi itu kan pake umur yang terbagi ke ring satu, ring dua, dan ring dua,” kata Nissa selaku orang tua murid kepada NTVNews.id pada Senin, 24 Juni 2024.
Walaupun sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, tapi ternyata anak Nissa terus tergeser dari sekolah yang diinginkan. Bukan tanpa alasan, hal ini terjadi karena di pilihan sekolah anak Nissa standar usianya tidak masuk.
“Anak saya kelempar karena saat ini pemerintah lebih mengutamakan calon peserta didik yang lebih tua. Padahal, anak saya sudah sangat ideal untuk masuk SMP tahun ini. Namun, karena sistem zonasi ini, anak saya bisa ketendang karena usia,” paparnya.
Meski tidak berpeluang masuk ke tiga pilihan sekolah di hari pertama ini. Nissa mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang memantau beberapa sekolah lain yang masuk ke wilayah zonasi. Dia masih mau berusaha yang terbaik untuk anaknya supaya bisa masuk ke sekolah negeri.
Ilustrasi Anak Sekolah SD (Pixabay)
“Sampai saat ini saya masih terus pantau perkembangan dari sistem PPDB sampe hari terakhir. Saya juga akan mencoba memilih lagi di hari kedua besok dan akan mencari sekolah yang sesuai umur dan tidak lepas dari lingkup zonasi,” papar Nissa.
“Dari pas masukin data urutannya ke 90 di zonasi prioritas ketiga dari total siswa 142. Tapi, seiring berjalannya waktu saya pantau terus ketendang dari pilihan sekolah pertama karena usia yang lebih tua lebih banyak ada yang usianya 14 tahun 8 bulan,” paparnya.
“Saat ini, urutan anak saya masuk sekolah pilihan kedua dengan urutan 4 dari zona prioritas 1 dengan total siswa 125 siswa. Saya berharap anak saya bisa keterima di sekolah tersebut dan tidak akan ketendang lagi karena masalah usia,” tutupnya.