Ntvnews.id, Jakarta - Publik digemparkan dengan tewasnya seorang mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta Utara berinisial P (19). Korban yang masih tingkat satu itu tewas usai mendapatkan penganiayaan dari seniornya yang tingkat dua.
"Ada luka bekas kekerasan bagian sekitar ulu hati," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arief Setyawan kepada wartawan baru-baru ini.
Berdasarkan rekaman CCTV yang telah didapatkan oleh kepolisian, kejadian mengenaskan itu terjadi di salah satu kamar mandi kampus. Gidion menegaskan bahwa penganiayaan mahasiswa asal Bali itu bukan berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pihak kampus.
"Saya rasa CCTV cukup clear untuk menceritakan rangkaian peristiwa itu yang dari karena peristiwa kejadian di salah satu kamar mandi artinya ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga. Ini kegiatan perorangan," ujarnya.
Pihak berwajib juga telah mengamankan salah seorang senior dalam kasus tersebut yang diduga menjadi pelaku pemukulan juniornya. Proses penyelidikan juga masih berlangsung sembari menunggu hasil autopsi dari pihak rumah sakit.
Mirisnya, aksi pelonco berbalut kekerasan sampai menyebabkan nyawa melayang di STIP Marunda Jakarta Utara tersebut bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, kasus serupa juga sempat beberapa kali terjadi dan menewaskan taruna junior akibat kekerasan tersebut.
Amirullah Adityas
Seorang taruna bernama Amirullah Aditya Putra (19) tewas di tangan seniornya pada tahun 2016 lalu. Setidaknya ada 4 senior yang terlibat dalam kasus ini. Keempatnya diduga menganiaya taruna tingkat satu itu berinisial SM (20), WS (20), IS (22), dan AR (20).
Kasus ini berawal saat sang senior mengumpulkan junior usai latihan drum band. Enam taruna STIP tingkat satu mengikuti perintah sang senior dan satu per satu seniornya menganiaya taruna tingkat satu dengan tangan kosong. Seketika Amirullah dipukul dan tewas di tempat.
STIP Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (Istimewas)
Dimas Dikita
Kejadian ini terjadi pada Jumat, 25 April 2014 silam, Dimas awalnya dipanggil seniornya ke kos di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Ternyata, sudah ada 6 mahasiswa junior STIP lainnya. Dimas kemudian dianiaya dan mengalami luka di perut, dada, dan ulu hati.
Korban juga sempat terjatuh pingsan usai menerima pukulan. Para pelaku terus memukuli sampai akhirnya dibawa ke RS Pelabuhan Jakarta. Dia tidak tertolong sebelum menjalani pemeriksaan dokter pada Sabtu, 26 April 2016 dini hari.
Daniel Roberto
Korban berikutnya adalah Daniel Roberto (22). Kasus ini terkuak usai ibunda Daniel membuat laporan ke Polsek Cilincing Jakarta Utara pada Rabu malam 8 April 2015 pukul 23.00 WIB. Dalam laporannya, diterangkan bahwa sang anak dipukul dan disuruh makan cabai.
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.
Daniel sempat dilarikan ke RS karena kondisinya yang mengkhawatirkan. Korban mengalami sesak napas, mual, nyeri di bagian ulu hati, dan pusing. Ada 5 tersangka dalam kasus ini yang berinisial MM, RD, IS, FS, dan HP.
Agung Bastian
Kematian Agung menimbulkan kejanggalan karena tim forensik RSU Dr. Sutomo Surabaya membongkar makam Agung pada Sabtu 17 Mei 2008. Saat itu, Agung sudah dimakamkan 3 hari. Agung tewas usai dianiaya 10 seniornya di kampus STIP Marunda Jakarta.