Ntvnews.id, Beirut - Ketegangan antara Israel dan milisi Hizbullah di Lebanon telah menyebabkan kekhawatiran baru akan potensi konflik bersenjata antara keduanya. Akibatnya, sejumlah negara telah mulai mengambil langkah untuk mengevakuasi warga mereka dari Lebanon.
Pemerintah Kanada sedang mempersiapkan evakuasi sekitar 45.000 warganya dari Lebanon. Channel 12 Israel melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Israel, Katz, telah melakukan pembicaraan mengenai rencana evakuasi ini dengan rekan sejawatnya dari Kanada, Melanie Joly.
"Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah tersebut sebagai langkah persiapan untuk evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan," katanya yang dikutip dari Times of Israel, Rabu 26 Juni 2024.
Lebanon vs Israel (AFP)
Namun, sampai saat ini, belum ada kejelasan mengenai apakah rencana serupa juga akan dilakukan untuk sekitar 35.000 warga Kanada yang tinggal di Israel.
Baca Juga: Serangan Rudal Israel ke Klinik Kesehatan di Gaza, Tewaskan 2 Petugas Medis Palestina
Tel Aviv sendiri telah berhasil mengevakuasi 60.000 penduduk yang tinggal di daerah yang berdekatan dengan perbatasan Lebanon.
Selain Kanada, Kuwait juga sedang melakukan langkah yang serupa. Kantor berita resmi Kuwait, KUNA, melaporkan bahwa Kuwait Airways telah mengirimkan armada pesawatnya ke Lebanon pada Sabtu, 22 Juni 2024 untuk melakukan evakuasi.
"Ini merupakan penerbangan pertama yang berhasil mengevakuasi warga negara dari Lebanon, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan eskalasi konflik antara Hizbullah dan Israel," demikian tulis KUNA, sebagaimana dikutip oleh Al Arabiya.
Baca Juga: Bukan Hanya Dukung Israel, Bruno Mars Ternyata Keturunan Yahudi
Kementerian Luar Negeri Kuwait juga mengulang seruan kepada warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon. Mereka juga meminta warga yang tidak memiliki kepentingan mendesak untuk menunda perjalanan ke negara tersebut.
Sebelumnya, Israel telah menunjukkan persiapan untuk konflik baru dengan Hizbullah. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan penempatan pasukan tambahan di sepanjang perbatasan dengan Lebanon.
Menurutnya, ancaman perang baru dapat berasal dari Hizbullah, kelompok yang didukung oleh Iran, mengingat intensifikasi serangan di wilayah tersebut.
Hizbullah sendiri telah merespons dengan menyerang Israel segera setelah meletusnya perang di Gaza pada Oktober 2023. Kelompok pro-Iran tersebut menyatakan bahwa serangan mereka akan terus berlanjut sampai tercapai gencatan senjata di Gaza.
Bulan ini, Hizbullah telah mengarahkan serangan roket dan drone terbesar mereka sejauh ini ke kota-kota dan situs militer Israel, sebagai tanggapan atas kematian komandan senior mereka dalam serangan rudal Israel.