Sadis, Tentara AS Lecehkan Remaja Jepang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Jun 2024, 10:49
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi kekerasan Ilustrasi kekerasan (Free Pict)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Jepang meminta pengawasan yang lebih ketat terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) yang berada di negara itu setelah seorang tentara AS didakwa karena dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja perempuan Jepang di Okinawa.

Dilansir dari reuters, Kamis, 27 Juni 2024, Jaksa di wilayah pulau di Jepang selatan tersebut mengajukan dakwaan terhadap tentara AS tersebut pada bulan Maret yang lalu, menurut pernyataan juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi kepada wartawan pada hari Selasa.

Media lokal juga melaporkan bahwa tentara AS yang berusia 25 tahun tersebut dituduh melakukan serangan seksual, mengetahui bahwa korban perempuan tersebut berusia di bawah 16 tahun.

Ilustrasi kekerasan <b>(Free Pict)</b> Ilustrasi kekerasan (Free Pict)

Hayashi menyatakan bahwa pemerintah Jepang telah menyampaikan keprihatinan mereka kepada Duta Besar AS Rahm Emanuel terkait insiden ini dan menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap perilaku personel militer.

Baca Juga: Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual, Retno Listyarti: Jangan Takut Lapor Polisi

Okinawa merupakan lokasi sekitar 70 persen dari seluruh pangkalan dan fasilitas militer AS di Jepang.

Serangkaian permasalahan yang terkait dengan pangkalan AS tersebut telah lama membuat warga Okinawa berduka. Mulai dari polusi hingga kebisingan dan kecelakaan helikopter, yang memicu keluhan bahwa merekalah yang menanggung beban terbesar dalam menampung pasukan AS.

Sebelumnya, pemerkosaan seorang anak perempuan berusia 12 tahun oleh tiga tentara AS pada tahun 1995 di Okinawa telah memicu seruan luas untuk memikirkan kembali pakta tahun 1960, yang menguraikan status hukum personel militer AS yang berbasis di Jepang.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Aksi Kekerasan kepada Mahasiswa Katolik yang Ibadah di Kosan Pamulang

Gubernur Okinawa Denny Tamaki menyuarakan "kemarahan yang kuat" atas kasus terbaru yang melibatkan tentara AS ini.

"Hal seperti ini yang dilakukan terhadap anak di bawah umur tidak hanya menimbulkan ketakutan besar bagi penduduk lokal yang tinggal berdampingan dengan pangkalan AS, tetapi juga menginjak-injak martabat perempuan," katanya kepada wartawan

"Beban berlebihan untuk menampung pangkalan militer adalah masalah sehari-hari bagi kami dan tidak dapat ditoleransi," cetusnya.

x|close