Data BAIS Diretas, Kapuspen TNI: Itu Data Lama

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Jun 2024, 14:09
Moh. Rizky
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi TNI. (Antara) Ilustrasi TNI. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Data Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI diretas oleh peretas MoonzHaxor. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Nugraha Gumilar memastikan bahwa data yang diretas merupakan informasi lama yang sempat dirilis pada tahun ini.

Walau demikian, server data BAIS dinonaktifkan sementara waktu guna kepentingan penyelidikan.

"Data yang diretas adalah data lama dan di-release (siarkan) pada tahun 2024. Saat ini server sudah dinonaktifkan untuk kepentingan penyelidikan yang lebih lanjut," ujar Kapuspen TNI.

Diketahui, di media sosial ada akun @?FalconFeeds.io yang rutin memantau aktivitas siber termasuk dari situs gelap (dark web). Mereka mengumumkan adanya peretasan oleh peretas MoonzHaxor dari BreachForum terhadap sistem BAIS. Mereka mengklaim telah menguasai sejumlah data milik BAIS TNI.

Peretas dalam forum jual beli data gelap di dark web juga menyediakan contoh (sample) data yang mereka kuasai, serta menjanjikan data lengkap (full set data) kepada mereka yang hendak membayar. Dalam tangkapan layar laman BreachForum, MoonzHaxor diketahui bergabung dalam komunitas peretas itu sejak September 2023.

Peretas yang sama, pada Minggu (22/6/2024) juga mengumumkan dia berhasil meretas sistem Indonesia Automatic Finger Indentification System (INAFIS) Kepolisian Negara Republik Indonesia. Data-data yang disebut diretas dari sistem INAFIS ialah gambar sidik jari, alamat email, dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi.

Data-data itu dijual oleh MoonzHaxor seharga 1.000 dolar AS (setara Rp16,3 juta).

Sementara, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian menjelaskan data-data yang diklaim diretas oleh MoonzHaxor ialah data-data lama. Ini diketahui usai adanya konfirmasi dari kepolisian.

"Ini sudah kami konfirmasi dengan kepolisian, bahwa itu adalah data-data lama mereka yang diperjualbelikan di dark web itu," ujar Hinsa.

Hinsa menegaskan sistem saat ini tidak mengalami gangguan dan tetap berjalan dengan baik. "Kami yakinkan bahwa sistem mereka berjalan dengan baik," kata dia.

Hinsa pun memastikan dugaan peretasan data INAFIS tidak terkait dengan insiden serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

TERKINI

Load More
x|close