Ntvnews.id, Jakarta - Kepala BNPT Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan keprihatinan terhadap penurunan anggaran yang diterima BNPT setiap tahun. Menurutnya, penurunan ini tidak sesuai dengan tujuan negara untuk memberantas aksi terorisme dan radikalisme.
"Seiring dengan perkembangan fungsi tugas yang luas sesuai dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2018, dan peningkatan ancaman kejahatan radikal terorisme, berbanding terbalik dengan anggaran BNPT, yang mengalami penurunan setiap tahunnya pada tahun 2023 hanya sebesar Rp430 miliar," ujar Rycko dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR, Kamis, 27 Juni 2024.
Dalam pemaparannya, Kepala BNPT Mohammed Rycko Amelza Dahniel menyampaikan bahwa anggaran BNPT untuk tahun 2024 mengalami penurunan dari Rp430 miliar menjadi Rp426 miliar dibanding tahun 2023.
Gedung DPR RI (Istimewa)
Dia juga mencatat bahwa sepanjang tahun 2023 tidak terjadi satupun aksi terorisme atau zero terrorism attack di Indonesia.
Baca Juga: DPR Usul Mantan Narapidana Terorisme dan Jubir FPI Munarman Jadi Duta Deradikalisasi
"Global Terrorism Index (GTI) Indonesia pun semakin membaik. Dia mengatakan Indonesia, yang semula berada di posisi ke-24 pada 2022-2023, menjadi posisi ke-31 pada 2024," jelas Rycko.
Meskipun demikian, Rycko memperingatkan agar tidak merasa aman dan puas, karena kondisi tersebut hanya terlihat di permukaan. Di balik itu, terjadi peningkatan konsolidasi sel-sel teror.
Sebelumnya, Rycko mencatat bahwa pada tahun 2023 terjadi migrasi radikalisasi di kalangan remaja dari kelompok toleran aktif sebesar lima persen. Adapun kategori remaja yang terpapar juga mengalami peningkatan dari 0,3 persen menjadi 0,6 persen.
"Meski peningkatan hanya satu digit, namun bila tidak ditangani dengan efektif dan komprehensif kondisi ini bisa menjadi masalah besar di masa mendatang. Karena bahan baku utama radikal adalah intoleransi," ujar Rayco.
Baca Juga: DPR Soal PDN Down: Cyber Security Harus Ditingkatkan!
Oleh karena itu, Rycko menyatakan bahwa dalam Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Berpotensi Menuju Terorisme (RAN PE), BNPT telah merancang tujuh program utama, di mana empat di antaranya difokuskan pada perlindungan khusus untuk perempuan, anak-anak, dan remaja.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengadopsi proposal untuk mengatasi terorisme yang menargetkan anak-anak dan perempuan sebagai model dan standar global.
a