Jepang Dalam Bayang-bayang Krisis, Nilai Tukar Yen ke Dolar Amblas!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Jun 2024, 11:35
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Mata Uang Jepang Yen Mata Uang Jepang Yen (Istimewa)

Ntvnews.id, Tokyo - Nilai yen Jepang turun di bawah 160 terhadap dolar AS pada Rabu (26/6), mencapai level terlemah sejak akhir April, yang memicu spekulasi tentang kemungkinan intervensi pembelian yen lebih lanjut.

Dilansir dari Antara, Jumat, 28 Juni 2024, Dolar AS mencapai 160,05 yen pada satu titik hari itu, menandai level terendah mata uang Jepang sejak 29 April, karena pembelian di tengah harapan bahwa selisih suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat akan tetap luas.

Pada 29 April, ketika dolar AS naik hingga 160,24 yen, mencatat level tertinggi dalam 34 tahun, pemerintah Jepang dan Bank of Japan tampaknya telah melakukan intervensi pasar dengan menggunakan sekitar 9,8 triliun yen untuk mendukung mata uang mereka.

"Ada kemungkinan bahwa para pedagang berupaya untuk mendorong yen lebih rendah dalam upaya baru untuk menguji tekad pemerintah Jepang," kata analis pasar David Morrsion di Trade Nation.

Mata Uang Jepang Yen <b>(Istimewa)</b> Mata Uang Jepang Yen (Istimewa)

Jepang telah meningkatkan suku bunga ke kisaran 0 hingga 0,1% tahun ini dan menghentikan kebijakan suku bunga negatif sejak Maret. Sementara itu, suku bunga AS berada di kisaran 5,25% hingga 5,5%.

Baca Juga: Sadis, Tentara AS Lecehkan Remaja Jepang

Hal ini mendorong investor untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi pada aset dolar, yang mengakibatkan penguatan nilai dolar terhadap yen.

Bank of Japan kemungkinan akan meningkatkan suku bunga lagi pada akhir Juli, yang bisa mendukung yen. Namun, reli yang berkelanjutan mungkin memerlukan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Menanggapi penurunan nilai yen, pejabat keuangan senior Jepang, Masato Kanda, menyatakan keprihatinan pemerintah. Dia berkomitmen bahwa pemerintah akan bertindak jika ada pergerakan yang berlebihan, seperti yang dilaporkan Financial Times (FT).

Baca Juga: Seniman Jepang dan Arsitek RI Kolaborasi Karya Museum Seluas 1 Hektar di Bali

Pemerintah Jepang diyakini tidak ingin melemahkan yen terlalu jauh karena hal itu dapat meningkatkan biaya hidup. Perdana Menteri Fumio Kishida sedang berupaya mendapatkan dukungan menjelang pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal pada bulan September.

x|close