Ntvnews.id, Jakarta - Kenalan dengan Sumy Hastry Purwanti, seorang ahli forensik yang baru saja naik pangkat menjadi Brigjen alias jenderal polisi bintang satu yang sempat menangani kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang beberapa tahun silam.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, mengumumkan kenaikan pangkat ini. Sebanyak 31 perwira tinggi Polri ikut serta dalam upacara kenaikan pangkat tersebut.
Kenaikan pangkat untuk 31 personel ini didasarkan pada surat telegram nomor STR/1768/VI/KEP/2024 dan STR/1686/VI/KEP/2024. Salah satu yang mendapatkan kenaikan pangkat adalah Kombes Sumy Hastry Purwanti.
Brigjen Pol. Sumy Hastry Purwanti (Instagram @hastry_forensik)
Sumy Hastry Purwanti adalah ahli forensik yang telah naik pangkat menjadi Brigjen dan dikenal sebagai polisi wanita yang sering memecahkan kasus kriminal. Dia merupakan lulusan SEPA Polri 1998 dan berpengalaman dalam bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol).
Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Kabiddoksikes Rodokpol Pusdokkes Polri. Dia adalah Polwan pertama di Asia yang meraih gelar Doktor Forensik. Ia adalah lulusan dari program kedokteran forensik di Universitas Diponegoro pada tahun 2002-2005.
Selain itu, perempuan kelahiran Jakarta tahun 1970 ini juga menambah pengetahuannya dengan mengikuti Postgraduate Training-Course Forensic Medicine pada tahun 2003. Dia mengikuti kursus DVI di Singapura tahun 2006, kursus DNA di Malaysia tahun 2007, dan kursus identifikasi luka ledakan di Perth, Australia tahun 2011.
Brigjen Pol. Sumy Hastry Purwanti (Instagram)
Berbagai tugas identifikasi korban telah dijalani olehnya, termasuk penugasan di luar negeri yaitu bergabung dengan Tim DVI Bushfire Melbourne tahun 2009 dan juga Tim DVI Laka Pesawat MH-17 tahun 2014
Sementara penugasan di dalam negeri cukup banyak dimulai dari menjadi Tim DVI Korban Bom Bali I 2002, Tim DVI Korban Bom Bali II 2005, Tim DVI Korban Gempa Bumi Yogya 2006, Tim DVI Korban Garuda Air Crash 2007, hingga Identifikasi Teroris Noordin M. Top 2009.
Selain itu, ia juga sempat menjadi Tim DVI Korban Pesawat Sukhoi SSJ 2012, Tim DVI Korban Pesawat Air Asia 2015, Tim DVI Korban Pesawat MH-17 2014, Tim Eksekusi Terpidana Mati di Nusa Kambangan, 2008-2016, dan masih banyak yang lainnya.