Seorang Gamers Jadi Santo Katolik Milenial Pertama, Hal Ini Jadi Pertimbangan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Jul 2024, 21:23
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Carlo Acutis Carlo Acutis (BBC)

Ntvnews.id, Vatikan - Seorang remaja asal Italia yang merupakan gamers (pemain games) akan menjadi santo milenial pertama Gereja Katolik setelah pengajuannya untuk dikanonisasi disetujui oleh otoritas gereja. 

Dilansir dari BBC, Senin, 1 Juli 2024, Carlo Acutis meninggal karena leukemia pada tahun 2006, tapat usia 15 tahun. Ia terkenal karena menggunakan keterampilan komputernya untuk menyebarkan kesadaran akan iman Katolik dan mendapat julukan "Influencer Tuhan."

Diakui sebagai orang suci di Gereja Katolik bisa memakan waktu puluhan tahun, tetapi proses Acutis terbilang cepat, karena remaja ini terlah menari pengikut setia di seluruh dunia.

Sering digambarkan mengenakan celana jins dan sepatu kets, kisahnya dipandang bermanfaat bagi Gereja Katolik yang berusaha untuk lebih terhubung dengan generasi muda di era digital, dan dia menjadi populer di kalangan kelompok pemuda Katolik.

Carlo Acutis <b>(BBC)</b> Carlo Acutis (BBC)

Proses kesucian gereja biasanya mengharuskan para kandidat memiliki dua mukjizat yang dikaitkan dengan mereka, dengan setiap kejadian supernatural yang diduga memerlukan pemeriksaan mendalam.

Putusan Paus

Pada bulan Mei 2024, mukjizat kedua yang dikaitkan dengan Acutis diakui oleh Paus Fransiskus, sebuah keputusan yang membuka jalan baginya untuk dinyatakan sebagai orang suci.

Kemudin, Vatikan mengumumkan bahwa paus telah memutuskan kanonisasi akan dilanjutkan setelah para kardinal yang dikumpulkan oleh paus memberikan suara untuk mendukung kesucian Acutis, bersama dengan 14 orang lainnya.

Baca Juga: Alasan dr. Titrta Jadi Mualaf Usai 22 Tahun Anut Katolik

Namun, tanggal kanonisasi Acutis belum ditentukan, meskipun kemungkinan besar akan dilakukan pada suatu saat selama perayaan tahun Yobel Gereja Katolik pada tahun 2025. 

Upacara kanonisasi tersebut, yang diperkirakan akan berlangsung di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan di depan puluhan ribu orang dan dipimpin oleh Paus, akan menjadi momen di mana Acutis secara resmi dinyatakan sebagai orang suci, yang berarti Gereja Katolik di seluruh dunia dapat menamai paroki dan sekolah-sekolah dengan nama remaja tersebut dan akan mengenangnya setiap tahun pada "hari raya."

Biodata Carlo Acutis

Acutis, yang lahir di London, Inggris, pada tahun 1991 yang menempatkannya dalam kelompok generasi milenial  dikenang oleh teman dan keluarga sebagai orang yang gemar bermain video game seperti Halo, Super Mario, dan Pokemon.

Selama hidupnya yang singkat, dia juga membuat situs web yang mendokumentasikan laporan keajaiban yang terjadi di berbagai belahan dunia. Selain bermain komputer dan game, Acutis juga bermain saksofon, menyukai sepak bola, menyukai binatang, dan membuat film pendek yang lucu tentang anjing-anjingnya.

Baca Juga: Deretan Fakta Mahasiswa Katolik Unpam Alami Persekusi Saat Lakukan Ibadah

Ibunya, Antonia Salzano, menggambarkan putranya sebagai "tanda harapan" yang menunjukkan bahwa kekudusan itu mungkin terjadi di zaman sekarang. 

Salzano menambahkan bahwa sejak usia sembilan tahun, anak muda ini menghabiskan waktu untuk membantu para tunawisma di Milan dan memberikan uang sakunya kepada mereka yang tidur di jalanan. Dia menjelaskan bahwa dia bersikeras hanya memiliki sepasang sepatu, sehingga dia bisa menabung untuk membantu orang miskin.

Mukjizat Carlo Acutis

Carlo Acutis <b>(BBC)</b> Carlo Acutis (BBC)

Acutis dibeatifikasi dan dinyatakan "diberkati" pada tahun 2020 setelah mukjizat pertamanya, ketika dia dilaporkan menyembuhkan seorang anak laki-laki Brasil yang memiliki cacat lahir pada pankreasnya yang membuatnya tidak dapat makan makanan secara normal. 

Ia dilaporkan sembuh setelah ibunya mengatakan bahwa ia berdoa kepada Acutis untuk menjadi perantara dan membantu menyembuhkan putranya.

Keajaiban kedua yang dikaitkan dengan Acutis berkaitan dengan kesembuhan seorang gadis dari Kosta Rika yang mengalami trauma di kepala setelah jatuh dari sepeda di Florence, Italia, tempat ia belajar. Ibunya mengatakan bahwa ia berdoa untuk kesembuhan putrinya di makam Acutis di Assisi.

x|close