Menkominfo Diminta Mundur, Ini Kata Jokowi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Jul 2024, 14:00
Siti Ruqoyah
Penulis & Editor
Bagikan
Presiden Jokowi di acara HUT Bhayangkara Presiden Jokowi di acara HUT Bhayangkara (Youtube Polri TV)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Jokowi memberikan respons terkait desakan Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) yang meminta Budi Arie Setiadi mundur dari jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

"Semuanya sudah dievaluasi," kata Presiden Jokowi usai meresmikan ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Karawang, Jawa Barat, Rabu, dikutip Antara.

Diketahui, desakan itu dikaitkan dengan insiden peretasan dalam bentuk ransomware pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya sejak Rabu (17/6), yang berakibat server sejumlah lembaga dan kementerian lumpuh.

Safenet menggalang petisi via laman change.org yang dibuka sejak 26 Juni 2024. Hingga hari ini, petisi bertajuk "PDNS Kena Ransomware, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Harus Mundur!" telah ditandatangani sebanyak 22.177 warga net.

PDNS 2 di Surabaya mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Chiper, varian terbaru dari Lockbit 3.0. Puncaknya, PDNS mulai tidak bisa diakses sejak Kamis (20/6) yang berakibat layanan publik tidak bisa diakses, termasuk layanan imigrasi.

Menkominfo Budi Arie Setiadi memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6/2024). ANTARA/Yashinta Difa Pramudyani  <b>(ANTARA/Yashinta Difa Pramudyani)</b> Menkominfo Budi Arie Setiadi memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6/2024). ANTARA/Yashinta Difa Pramudyani (ANTARA/Yashinta Difa Pramudyani)

Safenet menyebut, terdapat sedikitnya 282 instansi pemerintah pengguna PDNS yang terdampak serangan siber tersebut.

Pemerintah menargetkan pemulihan atas serangan siber PDNS 2 di Surabaya rampung pada bulan ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya cadangan data nasional guna mengantisipasi insiden serupa terulang di kemudian hari.

"Di back up semua data nasional kita, sehingga kalau ada jadian, kita tidak terkaget-kaget," katanya.

x|close