Ntvnews.id, Taheran - Kedua calon dalam pemilihan presiden Iran mengikuti debat pertama mereka pada Senin, 1 Juli 2024, menjelang putaran kedua pemungutan suara.
Dilansir dari IRNA, Kamis, 4 Juli 2024, Masoud Pezeshkian, kandidat reformis, meraih peringkat teratas dalam putaran pertama pemilihan pada Jumat, 28 Juni 2024 lalu dengan selisih kecil.
Warga Iran Indonesia Ikut Pemilu (Deddys Setiawan/ NTVnews.id)
Saeed Jalili, yang berasal dari garis keras dan merupakan mantan perunding nuklir, berada di posisi kedua.
Baca Juga: Giliran Pria Yahudi Ortodoks Protes Putusan MA Israel
Dalam debat tersebut, Pezeshkian menyatakan dukungan kuat terhadap perjanjian nuklir utama tahun 2015.
Dia berkomitmen untuk terlibat dalam pembicaraan guna menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.
Jalili, yang dikenal karena pandangannya yang skeptis terhadap Barat dan penentangan terhadap perjanjian nuklir, mengkritik perjanjian tersebut dengan menyebutnya sebagai alat untuk memperkuat sanksi terhadap Iran.
Pada tahun 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump, secara sepihak menarik Amerika Serikat dari perjanjian tersebut.
Baca Juga: Sekjen PBB ‘Mengemis’ ke AS dan Rusia Perihal Nuklir, Kok Bisa?
Lebih dari 60% pemilih memilih untuk tidak memberikan suara dalam putaran pertama pemilihan tersebut. Pemilu ini mencatat jumlah partisipasi terendah dalam sejarah Iran.
Putaran kedua pemilihan akan dilaksanakan pada Jumat, 5 Juli 2024 mendatang. Pemilihan kali ini diadakan untuk memilih pengganti presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei sebelumnya.