Ntvnews.id, Turki - Pemerintah Turki mendesak kepada seluruh warganya agar lebih tenang setelah mereka melakukan kekerasan terhadap pengungsi Suriah di wilayah tengah Melikgazi dan bahkan melebar ke beberapa kota yang ada di Turki.
Kerusuhan yang dilakukan oleh sejumlah warga ini meletus setelah pihak berwenang Turki menangkap seorang pria Suriah karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis Suriah berusia tujuh tahun di pusat kota Kayseri.
Warga Turki yang marah dengan laporan online mengenai kejahatan tersebut, membalik mobil di Kayseri dan membakar toko-toko yang dikelola warga Suriah pada Minggu malam. Mereka menuntut agar warga Suriah diusir dari negara tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Reuters)
Kekerasan menyebar ke provinsi selatan Hatay, tempat para pengunjuk rasa membakar sebuah toko kelontong di Suriah. Kerusuhan tersebut merusak rumah, tempat kerja, dan kendaraan milik warga negara Suriah, kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya.
Pada hari Selasa, Yerlikaya mengatakan 474 orang ditahan setelah tindakan provokatif dilakukan terhadap warga Suriah. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk kekerasan tersebut, dan ia menyalahkan pihak-pihak oposisi yang memicunya.
“Tidak dapat diterima untuk membakar rumah, melakukan perusakan dan membakar jalan-jalan. Tidak ada yang bisa dicapai dengan memicu xenofobia dan kebencian terhadap pengungsi di masyarakat,” katanya pada hari Senin dilansir dari Aljazeera.
Lebih dari 3,5 juta warga Suriah tinggal di Turki, jumlah tertinggi di kawasan ini, yang awalnya diterima sebagai pengungsi ketika perang saudara meletus di Suriah pada tahun 2011. Kebanyakan dari mereka hidup dalam status perlindungan sementara dan banyak yang kemudian menjadi warga negara Turki.
Kerusuhan Anti Suriah di Turki (Reuters)
Namun warga Turki sendiri sempat mengeluarkan sentimen anti-pengungsi di Turki, khususnya terhadap warga Suriah yang populasinya semakin banyak. Hal ini berdampak terhadap krisis ekonomi yang semakin parah dan bahkan menyebabkan melonjaknya inflasi.
SementaraSinem Koseoglu mengatakan bahwa kejadian ini bukan pertama kalinya terjadi di Turki. Sebelumnya, protes xenofobia yang menargetkan warga Suriah terjadi dalam tiga tahun terakhir. Hal ini terjadi saat Erdogan mulai kehilangan popularitasnya di tengah krisis mengerikan.
Umit Ozdag, pemimpin Partai Kemenangan yang anti-migrasi di Turki, menyalahkan kekerasan yang terjadi akibat perlakuan istimewa pemerintah terhadap pengungsi Suriah.
Kerusuhan anti-Suriah pecah di Turki pada tahun 2021, setelah seorang remaja Turki ditikam hingga tewas dalam perkelahian dengan sekelompok pemuda Suriah di ibu kota, Ankara.
Ratusan orang meneriakkan slogan-slogan anti-imigran turun ke jalan, merusak toko-toko milik Suriah dan melemparkan batu ke rumah-rumah pengungsi.