Anggota DPR Soal Pemecatan Ketua KPU: Ini Tamparan Buat Kami di Komisi II

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Jul 2024, 13:59
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Gedung DPR Gedung DPR (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat DPR, Mardani Ali Sera, menanggapi pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy’ari oleh DKPP. Menurutnya itu merupakan keputusan yang besar dan dirinya menghormati keputusan itu serta dirinya terkejut dengan kabar tersebut.

“Yang pertama tentu ini keputusan yg besar yah. Karena DKPP melakukan persidangan yang sama, buktinya cukup lengkap, dan saya menghormati keputusan DKPP walaupun kepada Mas Hasyim karena selama empat tahun lebih membersamai cukup terkejut dan sedih.” Ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024.

Lebih lanjut, Mardani mengatakan kasus ini merupakan pembelajaran bagi penyelenggara pemilu yang pada dasarnya berlandaskan pada asas kepercayaan.

Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat DPR Mardani Ali Sera <b>(DPR)</b> Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat DPR Mardani Ali Sera (DPR)  

“Pembelajaran paling utamanya penyelanggara Pemilu itu basisnya trust kepercayaan. Anggaran yang besar kalau tidak didukung dengan kepercayaan yang tinggi ya akan besar sekali lostnya. Ini jadi pelajaran mahal buat kita semua. “ Ujarnya.

Baca Juga: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat, Ini Kata DPR

Mardani juga mengatakan jika pemecatan Hasyim tidak akan mengganggu jalannya Pilkada, tetapi bisa menurunkan kepercayaan masyarakat kepada Lembaga penyelenggara Pilkada.

“Setahu saya KPU kerjanya kolektif kolegial dan tidak akan menggangu, tapi bisa menurunkan derajat kepercayaan publik kepada penyelenggara negara. Apalagi isu yang beredarnya makin lengkap datanya makin kuat dan itu bisa agak liar di masyarakat berkembang.” Ucapnya.

Baca Juga: Puan Minta Buka Data Judi Online di DPR: Sebutin Namanya

Lebih lanjut, Ia mengatakan jika karena insiden ini semuanya harus merenung dan menyelasaikan masalah. Sebagaimana ia menceritakan kisa periode lalu yang berkaitan dengan suap dan saat ini dengan etika. Menurutnya kasus-kasu tersebut merupakan tamparan bagi Komisi II.

“Ini menjadi hal yang membuat kita harus merenung, menyelesaikan masalah ini karena ini berulang. Kisah periode lalu suap, kisah sekarang urusan etika sebelumnya, oleh karena itu ini menjadi tamparan buat kami di komisi II untuk lebih berhati-hati dalam memilih komsioner, jangan lagi terlalu sibuk 'ini jalur saya', jangan. Pilih yg punya integritas dan kapasitas.” Ucapnya.

x|close