Ntvnews.id, Jakarta - Mempelajari Al-Qur'an tidak hanya sebatas membaca teksnya, tetapi juga memahami dan menerapkan ilmu tajwid yang terkandung di dalamnya. Salah satu huruf yang memerlukan perhatian khusus dalam bacaan Al-Qur'an adalah huruf Ra (?).
Memahami hukum bacaan Ra dapat membantu kita membaca Al-Qur'an dengan lebih baik, memaksimalkan manfaat spiritual, dan memastikan bahwa setiap ayat yang kita baca mencerminkan keindahan dan ketepatan sebagaimana mestinya.
1. Hukum Tafkhim (Tebal)
Ilustrasi Al Quran (YouTube)
Huruf Ra dibaca tebal (tafkhim) dalam beberapa kondisi, yaitu:
Jika Ra memiliki harakat fathah (????) atau dhommah (????).
Jika Ra sukun (????) dan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhommah.
Contoh:
???????? (Rabbanaa)
?????? (Rajulun)
????????? (Marhaban)
2. Hukum Tarqiq (Tipis)
Huruf Ra dibaca tipis (tarqiq) dalam beberapa kondisi, yaitu:
Jika Ra memiliki harakat kasrah (????).
Jika Ra sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
Contoh:
??????? (Rizqan)
?????????? (Fir’auna)
???????? (Muriibun)
3. Hukum Bacaan Ra dalam Keadaan Sukun
Ilustrasi Membaca Al Quran (Pixabay)
Ketika Ra sukun, hukum bacaannya tergantung pada harakat huruf sebelumnya:
Jika huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhommah, maka Ra dibaca tebal (tafkhim).
Jika huruf sebelumnya berharakat kasrah, maka Ra dibaca tipis (tarqiq).
Contoh:
???????? (Maryam) - Tarqiq karena sebelumnya kasrah.
??????? (Qur’aan) - Tafkhim karena sebelumnya dhommah.
4. Hukum Bacaan Ra pada Akhir Kata
Pada akhir kata, bacaan Ra juga tergantung pada harakat huruf sebelumnya:
Jika harakat sebelumnya fathah atau dhommah, maka Ra dibaca tebal (tafkhim).
Jika harakat sebelumnya kasrah, maka Ra dibaca tipis (tarqiq).
Contoh:
?????? (Fajr) - Tafkhim karena sebelumnya fathah.
?????? (Shi’r) - Tarqiq karena sebelumnya kasrah.
5. Pengecualian
Ada beberapa kondisi khusus dimana hukum bacaan Ra tidak mengikuti kaidah umum, seperti dalam kasus Ra yang diikuti oleh huruf tertentu yang mempengaruhi cara bacanya, atau dalam keadaan waqaf (berhenti pada Ra).