Trump Bakal Jegal NATO Usik Rusia Jika Terpilih Jadi Presiden AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Jul 2024, 10:00
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
NATO NATO (NATO)

Ntvnews.id, Washington DC - Calon presiden dari Partai Republik Amerika Serikat, Donald Trump, direncanakan akan menghentikan manuver NATO yang mengganggu Rusia dengan ekspansi ke negara-negara Eropa Timur, menurut laporan dari Politico, salah satu media AS.

Trump akan memfokuskan perhatiannya pada penyelesaian masalah dalam negeri, terutama krisis ekonomi di AS.

Dilansir dari USA Today, Jumat, 5 Juli 2024, Rusia sering kali mengklaim invasi ke Ukraina sebagai respons terhadap manuver NATO yang terus-menerus menawarkan keanggotaan kepada Ukraina dan negara-negara Eropa Timur lainnya untuk bergabung dengan aliansi tersebut.

Langkah ini dianggap sebagai ancaman serius oleh Rusia yang memiliki perbatasan langsung dengan negara-negara tersebut.

Donald Trump <b>(IG: Donald Trump)</b> Donald Trump (IG: Donald Trump)

Sebelumnya, ketika menjabat sebagai Presiden AS sebelum Joe Biden, Trump juga menyatakan keinginannya untuk menarik Amerika Serikat keluar dari keanggotaan NATO.

Baca Juga: Joe Biden Ungkap Alasan Terbata-bata saat Debat Lawan Donald Trump

Salah satu pertimbangannya adalah ketidakadilan dalam pembagian anggaran pengeluaran negara-negara anggota NATO, seperti yang dilaporkan oleh Politico.

Trump mengkritik bahwa negara-negara Eropa dalam NATO hanya berkontribusi sedikit dalam anggaran dibandingkan dengan Amerika Serikat yang menjadi kontributor utama.

Sejauh ini, Amerika Serikat telah menjadi kontributor terbesar dalam operasi NATO, mengalokasikan sekitar US$860 miliar atau sekitar Rp14.050 triliun. Selain itu, Trump sebelumnya menekankan bahwa negara-negara Eropa harus menyumbangkan empat persen dari produk domestik bruto (GDP) mereka ke NATO.

Dalam pertemuan baru-baru ini dengan Nigel Farage, mantan anggota parlemen Eropa, Trump mengonfirmasi komitmen Amerika Serikat terhadap NATO, asalkan "negara-negara Eropa bermain fair."

Dia juga merencanakan sistem dua tingkat untuk NATO, di mana negara-negara anggota yang tidak memenuhi target pengeluaran 2 persen dari GDP mereka untuk pertahanan tidak akan mendapatkan jaminan keamanan dan manfaat lain dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Debat Makin Panas, Trump Sebut Joe Biden Seperti Orang Palestina yang Buruk

Secara keseluruhan, pendekatan baru Trump terhadap NATO dianggap sebagai revolusi dalam kebijakan aliansi ini. Namun, para ahli meyakini bahwa perubahan ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Mantan pejabat keamanan nasional Trump dan sejumlah pakar pertahanan juga percaya bahwa Amerika Serikat tidak akan secara langsung keluar dari NATO.

John Bolton, mantan penasihat Trump, sebelumnya memprediksi bahwa langkah Trump ini tidak dimaksudkan untuk memperkuat NATO, tetapi untuk menempatkan dasar bagi kemungkinan keluarnya AS dari aliansi tersebut.

Sementara itu, pakar pertahanan AS Dan Caldwell menyebut tindakan Trump sebagai "reorientasi radikal" terhadap NATO, mengutip tantangan seperti utang yang meningkat, rekrutmen militer yang melambat, dan industri pertahanan yang harus menghadapi persaingan dari Rusia dan China.

x|close