BRICS Retak Gegara India Kurang Srek dengan China Perihal Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Jul 2024, 10:35
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
BRICS BRICS (Istimewa)

Ntvnews.id, New Delhi - Pertemuan SCO 2024 menunjukkan meningkatnya kekhawatiran India terhadap China, khususnya terkait dengan dorongan China untuk menggunakan yuan sebagai mata uang perdagangan daripada dolar AS. 

Dilansir dari CNA, Senin, 7 Juli 2024, Perdana Menteri India, Narendra Modi, memilih untuk tidak menghadiri acara tersebut di Kazakhstan, mengirimkan Menteri Luar Negeri S Jaishankar sebagai perwakilan. China dan sekutunya, Rusia, memperjuangkan agenda dedolarisasi selama KTT dua hari tersebut.

Rusia berharap pembeli minyak mentahnya akan membayar menggunakan yuan atau rubel, dan keduanya berusaha meyakinkan anggota SCO lainnya untuk beralih ke mata uang lokal dalam perdagangan mereka, meninggalkan dolar AS di belakang.

BRICS Pemimpin India dan China <b>(Istimewa)</b> BRICS Pemimpin India dan China (Istimewa)

India tidak senang dengan dorongan tersebut karena negara tersebut lebih memilih menggunakan dolar AS daripada yuan China untuk pembayaran.

Baca Juga: Bos BI Ungkap Biang Kerok Rupiah Anjlok ke Rp16.400 per Dolar AS

Pemerintahan Modi memiliki fokus yang kuat pada penggunaan dolar AS dan berusaha untuk menghindari penggunaan yuan China. Pada tahun 2022, India berhasil menghemat USD7 miliar dengan menggunakan yuan China dan rubel Rusia untuk pembelian minyak dari Rusia.

Ketegangan di antara anggota BRICS semakin memburuk ketika Rusia menginginkan semua pembayaran untuk pengiriman minyak mentah dilakukan dalam yuan China, tetapi India tidak setuju dengan permintaan ini. Akibatnya, India mulai meninggalkan pembelian minyak dari Rusia dan beralih kembali ke AS dengan membayar dalam dolar.

Menurut laporan Watcher Guru, India khawatir bahwa China memanfaatkan KTT SCO 2024 sebagai platform untuk memajukan agenda dedolarisasi dan memperkuat ekonominya sendiri.

Baca Juga: 5 Fakta Rupiah Teurs Anjlok hingga Sentuh Rp16.405 per Dolar AS, Dekati Era Krismon 1998

Ketidaksetujuan India terhadap penggunaan yuan China juga dipengaruhi oleh sejarah panjang perselisihan antara India dan China selama lima dekade terakhir.

Pemerintahan Modi harus mempertimbangkan pandangan ini karena ada kekhawatiran bahwa tunduk pada tuntutan China akan mengurangi dukungan publik mereka.

Secara keseluruhan, pada KTT SCO 2024, India dengan tegas menyuarakan preferensi mereka untuk menggunakan dolar AS daripada yuan China dalam perdagangan internasional.

 

x|close