Negara Eropa Ini Alami Harga Properti Murah, Ada yang Jual 150 Meter dengan Rp200 Ribuan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Jul 2024, 10:05
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
RUmah di Eropa RUmah di Eropa (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Banyak negara di Uni Eropa berusaha mengatasi urbanisasi dengan menawarkan properti murah di pedesaan, seringkali dengan harga hanya beberapa euro. Namun, penawaran besar ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati.

Dilansir dari DW, Senin, 8 Juli 2024, di Kota Götene, Swedia, yang dikenal dengan kehidupan apartemennya yang tenang, properti dijual dengan harga kurang dari satu krone Swedia per meter persegi. Misalnya, untuk sebuah rumah seluas 150 meter persegi, pembeli hanya perlu membayar kurang dari 15 euro atau sekitar Rp265 ribu.

Namun, ada syarat tertentu: pembeli diharuskan untuk membangun rumah di atas lahan yang dibeli dalam waktu dua tahun. Awalnya, penjualan berjalan lambat meskipun harga yang sangat terjangkau ini. Namun, setelah video TikTok yang viral dan liputan media berbahasa Inggris, pemerintah kota kewalahan dengan minat yang luar biasa.

RUmah di Eropa <b>(Istimewa)</b> RUmah di Eropa (Istimewa)

"Wali Kota Johann Mansson menyatakan, 'Ada minat dari berbagai negara di Eropa, Asia, termasuk India dan Pakistan, serta dari Amerika, Australia, dan bahkan Amerika Selatan.' Penjualan properti ini kini sudah dihentikan dan sisa-sisa properti akan dilelang mulai awal Agustus.

Baca Juga: Viral Orangutan Setinggi Rumah Mampir ke Jalan Umum di Kalimantan Timur

Kisah Götene adalah contoh nyata dari fenomena eksodus pedesaan di Eropa, di mana generasi muda beralih ke kota karena kurangnya peluang kerja di desa. Menurut Komisi Eropa, tingkat urbanisasi diperkirakan akan mencapai 83,7% pada tahun 2050, meningkat dari sekitar 74% saat ini.

Di Italia, sejak tahun 2008, rumah-rumah dijual dengan harga simbolis satu euro untuk memulihkan desa-desa yang ditinggalkan. Sekitar 50 komunitas menawarkan program "Casa a un Euro".

Namun, pembeli sering kali diharuskan untuk merenovasi rumah dalam beberapa tahun dan tinggal di sana, bukan hanya menggunakan sebagai tempat liburan. Biaya renovasi bisa sangat tinggi karena kondisi properti yang sering kali rusak parah.

Inisiatif nirlaba seperti Streetto di Cammarata, Sisilia, mencari individu yang ingin aktif terlibat dan membawa energi serta ide baru ke jalan-jalan kuno.

Di Jerman, populasi di daerah pedesaan tengah dan timur mengalami penurunan sejak reunifikasi pada tahun 1990, sementara kota metropolitan terus berkembang.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Batang, 8 Rumah Rusak Parah dan 4 Warga Terluka

Namun, ada indikasi bahwa tren ini telah berhenti dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak orang berusia 30-49 tahun yang memilih untuk pindah ke pedesaan bersama keluarga mereka, terutama karena dampak pandemi dan kemungkinan untuk bekerja dari rumah.

Meskipun tidak seharga di Italia atau Swedia, masih ada properti murah yang dapat ditemukan di Jerman. Menurut portal real estate Immoscout, misalnya, rumah di Wurzen, Sachsen, dilelang mulai dari 6.200 euro atau sekitar Rp109 juta, sedangkan di Bobritzsch, juga di Sachsen, harga awalnya sekitar 9.200 euro atau sekitar Rp162 juta.

Namun, properti yang terbengkalai di Jerman, seperti sekitar 1.200 properti di Rheinland-Pfalz, harus dievaluasi dengan hati-hati karena bisa terlilit utang meskipun terlihat bebas.

Penawaran properti murah ini adalah salah satu upaya untuk menghentikan urbanisasi dan menghidupkan kembali pedesaan yang sepi, meskipun menghadirkan sejumlah komitmen dan tantangan bagi pembelinya.

x|close