Wow! Warga Rusia Makin Kaya Saat Perang Terus Terjadi dengan Ukraina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jul 2024, 08:49
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Presiden Rusia Vladimir Putin Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)

Ntvnews.id, Moskow - Sejak invasi Ukraina pada bulan Februari 2022, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah menerapkan serangkaian sanksi dan embargo yang luas terhadap Rusia.

Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengurangi kemampuan militer Rusia dan memberikan tekanan ekonomi kepada pemerintahan di Moskow.

Namun, sebaliknya, pendapatan negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin justru menunjukkan peningkatan meskipun adanya sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat dan biaya perang yang tinggi di Ukraina.

Angkatan Laut  Rusia <b>(Istimewa)</b> Angkatan Laut Rusia (Istimewa)

Data terbaru bahkan menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat Rusia juga mengalami peningkatan.

Baca Juga: Rusia Obrak-abrik dan Bongkar Sistem Rudal Buatan Amerika Serikat

Dilansir dari Newsweek, Senin, 8 Juli 2024, Analisis menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Rusia telah dipengaruhi oleh peningkatan besar dalam aktivitas terkait militer. Mereka juga mencatat bahwa pemulihan perdagangan, pertumbuhan di sektor keuangan, dan konstruksi turut mendorong ekonomi negara tersebut.

Philip Cuncliffe, seorang profesor hubungan internasional di University College London, percaya bahwa sanksi terhadap Rusia dapat menghasilkan beberapa keuntungan bagi negara tersebut.

Menurutnya, upaya Barat untuk membatasi perdagangan global dapat merangsang industri Rusia, mendorongnya untuk menjadi lebih mandiri dengan menciptakan pasar dan rantai pasokan baru.

Bank Dunia melaporkan bahwa pada tahun 2023, klasifikasi pendapatan Rusia, bersama dengan Palau dan Bulgaria, naik dari kategori "berpendapatan menengah ke atas" menjadi "berpendapatan tinggi".

Baca Juga: Trump Bakal Jegal NATO Usik Rusia Jika Terpilih Jadi Presiden AS 

Sementara itu, Ukraina, sebelumnya berada dalam kategori "berpendapatan menengah ke bawah", naik menjadi "berpendapatan menengah ke atas". Ini berkontribusi pada peningkatan PDB riil dan nominal, serta pendapatan nasional bruto per kapita negara tersebut meningkat sebesar 11 persen.

Perubahan klasifikasi ini menjadikan Rusia setara dengan negara-negara G7 lainnya meskipun upaya mereka untuk menghambat ekonomi Rusia sejak 2022. Cuncliffe menilai bahwa meskipun ada revisi data ekonomi yang mungkin terjadi, bukti saat ini menunjukkan bahwa sanksi Barat telah gagal secara menyedihkan.

Pada bulan Juni, AS mengumumkan penargetan terhadap 300 individu dan entitas tambahan yang dituduh membantu Rusia menghindari sanksi. Namun demikian, sanksi dan kontrol ekspor yang mengincar infrastruktur keuangan, sektor energi, dan jaringan pengadaan militer Rusia terus diperketat.

Laporan baru dari sebuah lembaga pemikir Inggris menunjukkan bahwa Rusia telah berhasil mengisi kembali persenjataannya dengan baik, meskipun sanksi. Analisis ini mengungkapkan bahwa upaya membatasi mesin perang Rusia tidak efektif, dengan kontraktor pertahanan menggunakan cara-cara yang tidak konvensional untuk mengimpor komponen militer.

Data dari Bank Dunia menambah bukti bahwa Putin mampu bertahan menghadapi sanksi Barat, sementara perang di Ukraina tampaknya memperkuat ekonomi Rusia lebih lanjut.

x|close