Ntvnews.id, Jakarta - Suasana di Istana Merdeka Jakarta dipenuhi dengan kehangatan saat Presiden Joko Widodo menyambut Grand Syekh Universitas Al-Azhar as-Syarif, Kairo, Mesir, Ahmed Al Tayeb. Kunjungan ini tidak hanya menandai pertemuan penting antara kedua pemimpin, tetapi juga mencerminkan pentingnya kerja sama dalam mendorong moderasi beragama di dunia yang semakin kompleks ini.
Ahmed Al Tayeb tiba di Indonesia, pada Senin (8/7) sore. Setelah menyelesaikan serangkaian acara dan pertemuan yang telah direncanakan dengan matang. Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, beliau disambut oleh sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, yang turut memimpin seluruh rangkaian kunjungan ini.
Kunjungan kali ini menjadi momentum ketiga bagi Grand Syekh Al Azhar ke Indonesia dalam satu dekade terakhir.
Ketibaan Ahmed Al Tayeb di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB, disambut langsung oleh Presiden Jokowi bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Usai disambut dengan prosesi kedatangan tamu negara, Presiden Jokowi bersama Ahmed Al Tayeb berpose di hadapan wartawan dan berlanjut pada pengisian buku tamu.
Presiden pun melanjutkan tahapan pertemuan itu dengan mempersilakan Ahmed Al Tayeb beserta rombongan memasuki ruang pertemuan.
Presiden Jokowi (YouTube-Sekretariat Presiden)
Pada kunjungan kali ketiga ini, Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM) itu dijadwalkan berada di Indonesia selama empat hari, mulai 8 hingga 11 Juli 2024.
Selama di Indonesia, Grand Syekh Al Azhar dijadwalkan mengisi Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Imam Akbar Ahmed Al Tayeb juga mengadakan diskusi bersama para tokoh lintas agama, serta bertemu dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Pusat Studi Al-Qur’an.
Hadir juga, Duta Besar Mesir HE Yaser Asheemy, serta beberapa tokoh Mesir, antara lain Sahar Nasr (Penasihat Grand Syeikh dan CEO Bayt Zakat Al-Azhar), Nahla al-Shaedi (Kepala Markaz Tathwir dan Penasihat GSA Urusan Mahasiswa Asing).
Baca Juga:
Pegi Bebas, Saka Tatal Susul Ajukan PK
Dilansir dari keterangan resmi Kementerian Agama, Menag Yaqut Cholil Qoumas berharap kunjungan Grand Syekh Al Azhar akan memberi inspirasi tentang pemahaman, pengamalan, dan pengalaman terkait moderasi beragama yang selama ini menjadi fokus dari Universitas Al Azhar.
"Kita tahu bahwa Al Azhar selama ini sangat konsern pada moderasi beragama. Saya kira kedatangan ini juga akan sangat menginspirasi bagi kita semua, dalam berbangsa dan juga beragama. Karena kita tahu wasatiah atau moderasi beragama itu sangat penting bagi kehidupan beragama serta kesatuan bangsa kita," ujarnya.
Menurut Yaqut Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, memiliki latar belakang warga yang sangat beragam. Jika tidak dikelola dengan baik, keragaman ini juga rentan akan gesekan.
"Moderasi beragama sangat penting, karena kita ini sangat beragam baik agama, suku, maupun kulturnya," tuturnya.