Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan potensi industri logistik di kawasan Asia Pasifik didukung oleh pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan volume perdagangan. Namun meski demikian harus tetap memerhatikan ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar mata uang supaya iklim investasi di sektor ini terjaga.
Untuk memacu pemajuan industri logistik di Indonesia maupun regional, disampaikan Wapres ada tiga hal yang mesti dilakukan, antara lain perlunya adaptasi dan inovasi teknologi dengan mengedepankan prinsip transformasi digital, sehingga bisa meningkatkan efisiensi bisnis, transparansi, serta efektivitas.
Selanjutnya, dibutuhkan peningkatan investasi dalam pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang memadai bagi tenaga kerja yang secara langsung mendorong pemajuan di sektor ini.
Wapres, Ma'ruf Amin (Istimewa)
"Ketiga perkuat reformasi regulasi kebijakan dan regulasi yang selaras Antar instansi sehingga menciptakan iklim usaha yang kondusif," kata Wapres.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan, untuk menjaga ekosistem di sektor logistik, pemerintah Indonesia telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE) yang diharapkan dapat menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional mulai dari kedatangan, sarana pengangkut, hingga barang tiba di gudang, serta telah mengintegrasikan perizinan dokumen melalui sistem single submission.
"Tantangan industri logistik semakin beragam, mulai dari adaptasi terhadap teknologi, hingga dinamika pasar global yang terus berubah. Budi menekankan pentingnya efisiensi bidang transportasi logistik," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Arsjad Rasjid mengingatkan sektor logistik telah menjadi urat nadi dalam pertumbuhan bisnis di tanah air. Sehingga kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan pelaku industri merupakan hal yang penting dalam memastikan keberlanjutan dan ketahanan bisnis logistik.
"Tanpa logistik yang baik dan efisien, ekonomi kita tidak bisa terbang tinggi. Selain menjaga pertumbuhan, industri perlu menjaga bumi kita dengan transisi energi di sektor logistik. Kadin tentu menyambut baik sekali FIATA-RAP 2024," katanya.
Baca Juga:
Harga Emas Antam 13 Juli 2024 Naik Lagi, Tembus Rp1,4 Juta per Gram
Beda dengan Luhut Soal Pembatasan BBM Bersubsidi Pada 17 Agustus, Ini Kata Menteri ESDM
Di sisi lain, Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi menyampaikan, regional Asia Pasifik dihadapkan pada tantangan signifikan seperti regulasi yang semakin ketat, perang dagang, dan perubahan dinamika pasar.
Namun menurut dia, dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas, hal itu dapat menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan berkelanjutan.
Sebagai informasi, FIATA RAP 2024 merupakan acara yang digelar oleh Federation of International Freight Forwarders Associations (FIATA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA).
Acara ini mempertemukan lebih dari 200 pelaku industri logistik di wilayah Asia Pasifik yang diselenggarakan pada Kamis (11/7) di Bali.