Ntvnews.id, Beijing - Para arkeolog menghadapi ketidakberanian untuk membuka makam Qin Shi Huang, kaisar pertama China, karena keputusannya selama hidupnya. Meskipun sebagian besar kuburannya telah dieksplorasi.
Dilansir dari Science Alert, Selasa, 16 Juli 2024, sebuah penelitian pada tahun 2020 menemukan bahwa makam yang berusia 2.200 tahun tersebut terkontaminasi dengan tingkat merkuri yang sangat berbahaya. Sampel tanah di sekitar makam menunjukkan konsentrasi merkuri yang sangat tinggi.
Dilansir dari BBC, Qin Shi Huang dikenal sebagai sosok yang sangat ambisius dalam pencariannya akan keabadian.
Untuk mencapai keabadian, Qin Shi Huang memilih untuk mengonsumsi minuman anggur yang dimaniskan dengan madu dan dicampur dengan merkuri. Ini dilakukannya setelah mengetahui bahwa dalam mitologi kuno, raja dan masyarakat dapat hidup selama 10 ribu tahun setelah meminum cinabaris atau merkuri sulfida.
Baca Juga: Geger Turis Asal China Kepergok Lakukan Seks di Parkiran Kampus
Diduga Qin Shi Huang meninggal pada usia 49 tahun akibat keracunan merkuri. Meskipun demikian, ia diyakini akan tetap menjadi kaisar di akhirat meskipun tidak dapat memerintah selamanya dalam kehidupan dunia.
Sementara itu, sejarawan China kuno, Sima Qian, mencatat adanya perangkap di dalam makam Qin Shi Huang yang sengaja dipasang untuk mencegah penggalian sembarangan.
Menurut laporan Sima Qian yang dibuat 100 tahun setelah kematian Qin Shi Huang, dikutip dari Science Alert, , "Para pengrajin diperintahkan untuk membuat busur dan anak panah yang siap menembak siapapun yang memasuki makam."
Baca Juga: Tanggul Tuanzhou di China Jebol, Banjir Rendam Wilayah Sekitar dan Kendaraan Terseret Arus
"Terdapat pula penggunaan merkuri untuk menciptakan simulasi ratusan sungai seperti Sungai Yangtze dan Sungai Kuning, serta laut besar, yang diatur untuk mengalir secara otomatis," demikian dilanjutkan dalam tulisan tersebut.
Namun, kekhawatiran para arkeolog dalam menggali makam Qin Shi Huang tidak hanya karena merkuri. Mereka juga khawatir bahwa penelitian yang terlalu ekstensif dapat merusak salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.
Qin Shi Huang memimpin Tiongkok dari tahun 221 hingga 210 SM. Makamnya terletak di Distrik Lintong, Xi'an, Shaanxi, Tiongkok, dan dikenal karena penemuan Tentara Terakota yang mengawalnya dalam kehidupan setelah mati.