UU Pemilu Digugat, Minta Pelantikan Presiden Terpilih Dipercepat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Jul 2024, 08:20
Moh. Rizky
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Prabowo-Gibran. (Antara) Prabowo-Gibran. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu) digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pemohon meminta pelantikan presiden terpilih dan wakil presiden terpilih dipercepat. Sidang digelar MK pada Rabu (17/7/2024).

Sidang uji materi dipimpin oleh hakim MK Arsul Sani, didampingi Anwar Usman serta Arief Hidayat.

Gugatan diajukan oleh lima orang pemohon, yakni Audrey G. Tangkudung, Rudi Andries, Desy Natalia Kristanty, Marlon S.C. Kansil, dan Meity Anita Lingkani.

Dalam permohonannya, MK diminta merevisi bunyi Pasal 416 ayat (1) UU Pemilu.

Mereka meminta pasal itu juga mengatur pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, paling lambat 3 bulan usai ditetapkan oleh KPU RI.

"Majelis Yang Mulia dapat mempertimbangkan hal ini untuk dapat memasukkan atau tambahan daripada Pasal 416 ayat (1), paling tidak selambat-lambatnya tiga bulan dilantik untuk menjadi presiden yang terpilih dan tetap oleh MPR," kata kuasa hukum pemohon, Daniel Edward Tangkau dalam sidang yang disiarkan secara daring, Rabu (17/7/2024).

Sementara, Pemohon Desy Natalia Kristanty menilai, pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih saat ini sejak ditetapkan oleh KPU terlalu lama. Sebab harus menunggu selama delapan bulan. Atas itu pihaknya mengajukan permohonan uji materi.

Halaman
x|close